Hasil IPO Bakal Jadi Modal Kerja, Ini Strategi Widodo Makmur (WMPP)
Emiten consumer goods dan komoditas agrikultur, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) secara resmi telah melantai di bursa pagi ini.
IDXChannel - Emiten consumer goods dan komoditas agrikultur, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) secara resmi telah melantai di bursa pagi ini. Sejumlah rencana kerja dan kebijakan strategis pun dipersiapkan guna memenuhi ekspetasi para pemegang saham.
CEO & Founder PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, Tumiyana, mengatakan, usai melantai di bursa hal yang ingin pihaknya lakukan adalah fokus dengan isu ESG atau kerap disebut Environmental, Social, and Corporate Governance.
"Kalau bicara ESG, Widodo Makmur Perkasa itu tinggal G-nya saja, kalau kita bicara E atau Environmental kita sudah punya yang namanya renewable energy yang kita bangun di setiap fasilitas farm kita, jadi ada di Cianjur, Wonogiri, Wonosari hingga Ngawi itu kita bangun energy sektornya konsumsi dengan solar panel nanti di combine dengan berikutnya winpower," ujar Tumiyana dalam Market Review IDX, Senin (6/12/2021).
Selanjutnya, jika bicara sisi Social dari ESG, Widodo Makmur Perkasa punya downline dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kurang lebih 3.500. WMPP mendidik UMKM tersebut di Kesatriaan Entrepreneur di Jawa Timur dengan setiap minggu mengeluarkan pelaku usaha UMKM tersebut menjadi downline.
"Dan marketnya kita offtake, di sana juga ada pesantren development community terus kebutuhan jagung juga kita develop dengan community di seputaran farm maupun seputaran plantation kita untuk kawin dengan kita, itu bicara tentang Social," katanya.
Dengan demikian G dalam ESG yang merupakan Governance adalah dengan langkah WMPP melakukan IPO. Menurut Tumiyana, kedepanya selain mendapat capital dari market dengan harga yang murah, bisa dapat support funding dengan konsep ESG yang boleh dibilang menarik, itu jadi penggerak mereka berbuat sesuatu untuk planet ini.
"Sehingga kalau kita berbicara membangun Widodo Makmur ini kalau saya balik kalimatnya adalah profitnya di ujung, jadi people, planet dan profit. Akibat develop orang kita di planet ujung perbuatan kita adalah profit," jelasnya.
Tumiyana menuturkan, dari total penggunaan dana yang didapat dari IPO, salah satunya untuk pengembangan usaha ekspor jet kerja sama operasi dengan Australia. Kemudian yang kedua untuk injection ke anak usaha dan untuk melakukan penanaman integrated farming.
"Sisanya yang 50% kira-kira untuk modal kerja, jadi seluruh pendapatan capital itu kita pakai untuk meningkatkan usaha kedepan karena setelah IPO ini kita akan melakukan capex spending yang cukup besar per tahunnya Rp1,8 triliun dan menjadi Rp10,8 triliun dengan durasi 5 tahun mendatang, untuk mendasari sarana produksi perusahaan sehingga kita akan menuju market cap nasional yang lebih besar," jelas Tumiyana.
Sedangkan untuk respon investor, menurut Tumiyana melihat dari kondisi global saat ini mulai merangkak naik, meski pembukaan IHSG Widodo Makmur melemah, sekarang mulai ada peningkatan.
"Mudah-mudahan nanti di siang orang-orang yakin terhadap proses distribusi kita, karena kita bekerja di sektor pangan dan fundamentalnya oke, tentunya market akan bisa melihat apa yang dilakukan oleh Widodo Makmur," katanya. (TYO)