Hillcon (HILL) Gelar IPO, Catat Oversubscribe 1,3 kali
PT Hillcon Tbk (HILL) mencatatkan kelebihan pemesanan atau oversubscribe saat proses penawaran umum perdana awal atau bookbuilding sebanyak 1,3 kali.
IDXChannel - PT Hillcon Tbk (HILL) mencatatkan kelebihan pemesanan atau oversubscribe saat proses penawaran umum perdana awal atau bookbuilding sebanyak 1,3 kali. Permintaan itu didominasi oleh investor jangka panjang.
Hal ini membuat emiten penyedia jasa konstruksi sipil, jasa pertambangan nikel dan batu bara itu berpotensi mengantongi dana segar Rp553 miliar.
"Tingginya minat investor institusi akan saham Hillcon menunjukkan bahwa bisnis kami, terutama pertambangan nikel merupakan industri dengan prospek pertumbuhan yang sangat cerah,” kata CEO Hillcon, Hersan Qiu dalam keterangan resminya, Kamis (9/2/2023).
Hersan mengungkapkan, optimisme pertumbuhan volume pertambangan ore nikel dalam yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan, menjadi salah satu faktor yang mendorong tingginya permintaan investor institusi.
Sebagaimana diketahui, Hillcon kembali melanjutkan proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) setelah sempat tertunda pada tahun lalu. Hillcon dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Februari 2023 mendatang dengan kode HILL.
Perihal penggunaan dana IPO, sekitar 55% akan digunakan untuk modal kerja anak usaha yakni, PT Hillconjaya Sakti (HS) untuk biaya produksi penambangan, termasuk biaya bahan bakar, overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat.
“Sedangkan, sebesar 45% akan digunakan untuk belanja modal atau capex untuk pembelian alat-alat berat seperti main fleet dan supporting fleet, yang akan mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel,” terang Hersan.
Perseroan telah melakukan masa penawaran awal pada 12 Januari hingga 3 Februari 2023. Tanggal efektif diperkirakan akan didapat pada 15 Februari 2023, dan dilanjutkan dengan masa penawaran umum pada 17 Februari 2023. Kemudian, perkiraan tanggal penjatahan dilaksanakan pada 21 Februari 2023, tanggal distribusi saham diperkirakan akan digelar pada 22 Februari 2023.
Usai IPO, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini dapat mencapai 1,5 hingga 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Perseroan juga menargetkan laba bersih sebesar Rp700 miliar usai IPO.
Hersan menuturkan, keunikan posisi perseroan sebagai kontraktor tambang nikel dibanding kontraktor hasil tambang lainnya yakni, kinerja perseroan tidak akan terdampak oleh naik turunnya harga. Perseroan tetap diminta untuk berproduksi semaksimal mungkin, baik di saat tren harga nikel sedang turun maupun tren harga nikel sedang naik.
“Karena pertumbuhan kapasitas smelter nikel di Indonesia yang terus bertumbuh, membuat permintaan atas nikel ore terus bertumbuh juga" kata dia.
Menurutnya, bisnis nikel di Indonesia luar biasa efisien, sehingga prospek ke depannya sangat cerah, terutama dengan utilisasinya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Ia menilai, kebijakan pemerintah Indonesia untuk hilirisasi produk nikel membuat biaya produksi hasil turunan nikel menjadi efisien dan industri nikel tetap bisa produksi walaupun tren sedang turun.
Lebih lanjut, jangkauan geografis Hillcon memungkinkan perseroan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya di lokasi yang beragam, dan memberikan Hillcon keunggulan kompetitif dalam memenangkan proyek di seluruh negeri.
Perseroan saat ini beroperasi di sejumlah lokasi, yaitu di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara. “Hal ini memungkinkan perseroan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai lokasi di seluruh Indonesia,” kata Hersan.
(FRI)