MARKET NEWS

Hindari Boncos saat Investasi, Pentingnya Pengelolaan Portofolio Saham

Maulina Ulfa - Riset 31/08/2023 16:37 WIB

Berinvestasi saham kini tengah digandrungi banyak orang di pasar modal Indonesia.

Hindari Boncos saat Investasi, Pentingnya Pengelolaan Portofolio Saham. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Berinvestasi saham kini tengah digandrungi banyak orang di pasar modal Indonesia. Jumlah investor pasar modal RI mencapai 11,42 juta investor per Juli 2023.

Jika dilihat berdasarkan usia, jumlah investor pasar modal RI per Juli 2023 didominasi oleh investor berusia 30 tahun ke bawah atau generasi Z dan milenial akhir. Tercatat, proporsinya mencapai 57,26 persen pada periode tersebut.

Berinvestasi di pasar modal, khususnya pasar saham bisa memberikan dampak signifikan untuk kondisi keuangan pribadi. Jika tak hati-hati, berinvestasi saham bisa membuat keuangan boncos.

Mengutip Investasiku.id, kondisi boncos atau rugi dalam dunia investasi, dapat diartikan sebagai kerugian yang diderita oleh seorang investor, akibat dari turunnya nilai aset yang diinvestasikan.

Ketika nilai aset turun, investor biasanya terjebak dilema antara menunggu saham kembali naik atau memutuskan cut loss.

Cut loss adalah suatu strategi dalam investasi di mana seorang investor menjual asetnya yang sedang rugi dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang dideritanya.

Berikut beberapa hal yang bisa membuat investor, terutama buat pemula, boncos saat trading atau berinvestasi saham:

Mengutip MNC Sekuritas, berikut tips menyusun portofolio saham agar tidak boncos.

  1. Diversifikasi Portofolio

Melakukan diversifikasi saham penting dalam portofolio investasi.  Diversifikasi saham akan melindungi Anda.

Keuntungan menaruh investasi di berbagai saham yang berbeda adalah ada backup plan. Setidaknya, ketika salah satu saham sedang turun ada saham lain yang berkinerja bagus. Sewaktu investor membutuhkan likuiditas cepat, investor bisa mencairkan investasi yang memberikan imbal hasil positif lebih dulu. Dengan diversifikasi, Anda dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalisir resiko pasar.

Diversifikasi sangat berguna untuk menjaga kestabilan aset Anda. Sebagai contoh, Anda dapat memilih tiga jenis saham blue chip di sektor yang berbeda, misalnya perbankan, konsumsi serta energi.

Ketika sentimen suku bunga mempengaruhi pergerakan saham perbankan, Anda masih bisa bernafas lega karena saham konsumsi yang Anda miliki masih aman-aman saja.

  1. Tanamkan Komitmen

Ketahuilah bahwa berinvestasi saham tidak melulu soal kemahiran, tapi juga soal pentingnya menjaga semangat untuk tetap konsisten.

Seperti halnya menanam benih, investor perlu rajin menyiram secara rutin agar benihnya dapat tumbuh menjadi tunas, lalu menjadi tanaman yang berbuah.

Investor perlu sabar dan konsisten dalam mempelajari saham-saham yang dibeli, untuk kemudian memantau pergerakannya.

Selain itu, penting menentukan jangka waktu investasi. Jika Anda pemula, sebaiknya berinvestasi jangka panjang pada saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) yang kinerjanya sudah cukup stabil.

  1. Hindari Beli Kucing dalam Karung

Investasi bukan spekulasi, sehingga sebainya hindari tebak-tebak buah manggis. Seperti membangun bisnis, investasi saham wajib melakukan riset untuk melihat potensi bisnisnya di masa depan.

Kinerja suatu perusahaan di masa depan biasanya tercermin dari pergerakan sahamnya. Semakin percaya diri investor akan suatu saham, harga sahamnya biasanya cenderung naik.

Jangan membeli saham hanya karena ikut-ikutan. Pelajari sepak terjang perusahaan dan kinerja keuangannya selama beberapa tahun terakhir. Penting untuk mengetahui fundamental saham dan kinerja keuangannya.

Lebih baik membeli saham perusahaan yang sehat dengan nilai ekuitas lebih banyak daripada nilai utang. (ADF)

SHARE