Hype AI Berlanjut, Pendapatan Nvidia Meroket 262 Persen
Nvidia melaporkan pendapatan untuk kuartal pertama yang berakhir pada 28 April 2024 sebesar USD26,0 miliar.
IDXChannel – Raksasa pembuat chip yang menopang hype kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) Nvidia melaporkan pendapatan untuk kuartal pertama yang berakhir pada 28 April 2024 sebesar USD26,0 miliar.
Angka tersebut naik 18 persen dari kuartal sebelumnya dan melesat 262 persen dari 2023.
Mengutip siaran pers perusahaan, Rabu (22/5/2024), perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut mencatatkan laba GAAP (generally accepted accounting principles) per saham terdilusi adalah USD5,98 per kuartal ini, naik 21 persen dari kuartal sebelumnya dan naik 629 persen dari 2023.
Sementara, laba non-GAAP per saham terdilusi adalah USD6,12, naik 19% dari kuartal sebelumnya dan naik 461 persen dari tahun lalu.
Pendapatan kuartal kedua diproyeksi akan mencapai sekitar USD28 miliar, kata perusahaan itu pada Rabu, melampaui perkiraan para analis sebesar USD26,8 miliar.
Hasil pada kuartal fiskal pertama, yang berakhir pada 28 April, juga melampaui proyeksi pasar– didorong oleh pertumbuhan divisi pusat data perusahaan.
“Revolusi industri berikutnya telah dimulai – perusahaan dan negara bermitra dengan Nvidia untuk mengalihkan pusat data [data center] tradisional bernilai triliunan dolar ke komputasi yang terakselerasi dan membangun pusat data jenis baru – pabrik AI – untuk menghasilkan komoditas baru: kecerdasan buatan,” kata Jensen Huang, pendiri dan CEO Nvidia dalam siaran pers perusahaan.
“AI akan memberikan peningkatan produktivitas yang signifikan bagi hampir semua industri dan membantu perusahaan menjadi lebih hemat biaya dan energi, sekaligus memperluas peluang pendapatan,” imbuhnya.
Huang melanjutkan, pertumbuhan pusat data Nvidia didorong oleh permintaan yang kuat dan semakin cepat akan pelatihan dan inferensi AI generatif pada platform Hopper.
Selain penyedia layanan cloud, jelas Huang, AI generatif telah meluas ke perusahaan-perusahaan konsumen internet, dan perusahaan, AI yang berdaulat, pelanggan otomotif dan layanan kesehatan, sehingga menciptakan pasar vertikal bernilai miliaran dolar.
Huang menjelaskan, Nvidia siap untuk gelombang pertumbuhan berikutnya. Platform Blackwell sedang dalam tahap produksi penuh dan menjadi landasan bagi AI generatif berskala triliunan parameter.
“Spectrum-X membuka pasar baru bagi kami untuk menghadirkan AI berskala besar ke pusat data khusus Ethernet. Dan NVIDIA NIM adalah penawaran perangkat lunak baru kami yang menghadirkan AI generatif tingkat perusahaan yang dioptimalkan untuk dijalankan pada CUDA di mana saja — mulai dari cloud hingga pusat data lokal dan PC RTX AI — melalui jaringan mitra ekosistem kami yang luas,” beber Huang.
Nvidia juga mengumumkan rencana pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 10:1 atas saham biasa yang diterbitkan Nvidia yang efektif mulai 7 Juni mendatang. Ini, kata perusahaan, demi membuat kepemilikan saham lebih mudah diakses oleh karyawan dan investor.
Pihak Nvidia juga menaikkan dividen tunai triwulanan sebesar 150 persen.
Permintaan Kuat
Menurut catatan Financial Times (FT), Rabu (22/5), permintaan unit pemrosesan grafis (graphics processing units/GPU) pusat data AI Nvidia telah meroket dalam setahun terakhir karena perusahaan teknologi terbesar dunia berlomba-lomba mengembangkan infrastruktur komputasi yang diperlukan untuk menghadirkan produk AI baru yang kuat dalam skala besar.
Google, Microsoft, Meta, dan Amazon semuanya mengindikasikan bahwa pengeluaran mereka akan tetap tinggi sepanjang 2024.
Penjualan Nvidia meningkat tajam sekitar setahun yang lalu, setelah platform AI generatif ChatGPT besutan OpenAI memukau pengguna dengan kemampuannya menghasilkan teks mirip manusia.
OpenAI menggunakan ribuan chip AI Nvidia untuk membuat ChatGPT, kata para analis, dikutip Wall Street Journal, Rabu (22/5).
Saham Nvidia, yang terus memperpanjang tren kenaikannya hingga lebih dari 90 persen sejak awal tahun ini, naik sekitar 6 persen pada perdagangan usai sesi reguler Rabu.
Reli besar-besaran saham Nvidia menjadikannya salah satu saham yang paling diawasi ketat di Wall Street.
Sejak awal 2023, kapitalisasi pasar Nvidia telah meningkat lebih dari enam kali lipat menjadi USD2,3 triliun, menyalip induk Google, Alphabet, dan Amazon, menjadi perusahaan paling bernilai ketiga yang melantai di AS.
Saing pesaing, mengutip FT, AMD dan Intel, telah meluncurkan chip pusat data AI untuk bersaing dengan Nvidia, serta bekerja sama dengan klien Nvidia untuk menawarkan alternatif terhadap platform perangkat lunaknya, Cuda, yang memperkuat dominasinya sebagai pemasok chip.
Pada April, Intel dan AMD mengumumkan hasil kuartal pertama yang kurang memuaskan dan panduan kinerja yang sederhana, menunjukkan mereka belum memperoleh manfaat dari ledakan permintaan chip AI.
Pada Selasa, Microsoft mengumumkan akan menggunakan chip akselerator MI300X AMD yang baru dan perangkat lunak ROCm untuk menjalankan beberapa beban kerja AI yang paling menuntut pada layanan cloud Azure-nya.
“Nvidia mengalahkan ekspektasi analis terhadap [pendapatan] pusat data dan mengalahkan proyeksi pasar secara keseluruhan,” kata Daniel Newman, CEO The Futurum Group kepada FT.
“Seluruh pasar menunggu angka kinerja ini dan Nvidia berhasil memberikannya.”
Stock split saham akan menciptakan “lebih banyak aksesibilitas” serta “momentum tambahan untuk saham”, imbuh Daniel. “Perdagangan AI masih hidup dan sehat,” pungkasnya. (ADF)