IHSG Berpotensi Melemah Pagi Ini, Berikut Saham-saham yang Dapat Dicermati
Pergerakan indeks akan berada di kisaran 6.008-6.096.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan hari ini. Pergerakan indeks akan berada di kisaran 6.008-6.096.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal pergerakan IHSG pulled back upper bollinger bands dan membentuk double top jangka pendek dengan level resistance sekitar 6.160. Momentum bearish tersignal pada indikator RSI dan Stochastic menjadi salah satu tekanan Investor untuk melakukan aksi jual diakhir bulan. Kondisi Indikator MACD sedikit berada pada area overvalue dengan divergence negatif pada histogram.
"Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi bergerak terkonsolidasi pada perdagangan selanjutnya menguji support Moving Average 20 hari yang berada dilevel 6.057 hingga support psikologis 6.000 pada skenario bearish lanjutan. Support resistance IHSG diperkirakan para rentang 6.008-6.096," ujar Lanjar dalam risetnya, Senin (2/8/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantarnya; ASII, ADRO, BSDE, ICBP, MAIN, TINS, SMRA.
Sebelumnya, IHSG ditutup terkoreksi 50,69 poin atau 0,83 persen ke level 6.070 mengakhiri bulan Juli 2021 setelah sempat dibuka menguat lebih dari setengah persen diawal sesi perdagangan. Aksi konservatif Investor menyambut akhir bulan Juli 2021 dan menyambut data ekonomi awal bulan dipekan depan menjadi salah satu faktor di samping pelemahan bursa regional.
Saham perbankan menjadi laggar pergerakan IHSG seperti BBCA, BRIS, BBRI dan ARTO. Indeks sektor Konsumer Primer (-2.60%) turun paling dalam disusul sektor Keuangan (-1.29%). Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp563,04 miliar.
Leader:
TPIA, EMTK, ASII, FREN, EXCL
Laggard:
BBCA, BRIS, BBRI, ARTO, HMSP
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi bergerak stabil diawal bulan Agustus 2021 karena investor menimbang pengetatan peraturan China atas berbagai industri dan terbukanya kembali kekhawatiran pada dampak gelombang covid-19 varian delta.
Indeks Future di Jepang dan Austarlia naik sedangkan di Hongkong turun. Pada bulan Juli 2021 lalu ekuitas global alami kenaikan beruntun terpanjang sejak tahun 2018 meskipun dengan laku kenaikan terlambat sejak enam bulan terakhir karena implikasi dari tindakan Tiongkok dan kekhawatiran prospek ekonomi dengan faktor inflasi yang tinggi dan gelombang lanjutan covid-19.
Investor akan mencermati data awal bulan di Asia akan datang data indeks kinerja Manufaktur dari China, Jepang dan Indonesia yang diperkirakan melambat pada bulan Juli 2021. Selanjutnya investor juga akan menanti data tingkat inflasi di Indonesia dengan ekspektasi melambat menjadi 1.3% dibulan Juli 2021 dari 1.33%. Secara sentimen IHSG berpotensi bergerak tertahan menanti data indeks kinerja manufaktur dan inflasi bulan Juli 2021 yang diperkirakan lebih lambat dari sebelumnya. (TIA)