IHSG Bertenaga hingga Sesi I Terangkat Sentimen Global dan Domestik
Ini motor penggerak IHSG yang menguat hingga sesi I pada perdagangan Jumat (20/12/2024).
IDXChannel - IHSG sesi I ditutup menguat tipis 0,26 persen di level 6.995,16 pada perdagangan Jumat (20/12/2024). Penguatan ini melanjutkan kenaikan indeks pada pembukaan pagi di level 6.980.
"Sentimen yang mengawali IHSG hingga sesi I hari ini utamanya berasal dari global, yakni pasca The Fed melalui Jerome Powell pelonggaran suku bunga di tahun depan membutuhkan progres baru dari inflasi," tulis riset Panin Sekuritas, siang ini.
Proyeksi penurunan suku bunga The Fed yang lebih kecil membuat Rupiah tetap melemah terhadap USD hingga level Rp16.300 per USD pada pembukaan pasar pagi tadi.
"Dari dalam negeri, serangkaian protes terhadap kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen terjadi di beberapa daerah, khususnya dari Aliansi BEM SI yang menyatakan sikap menolak dan akan menggelar demonstrasi penolakan yang masif jika desakan tidak didengar oleh pemerintah," menurut riset tersebut.
Untuk indeks sektoral ditutup mixed sepanjang sesi I. Penguatan tertinggi dicatatkan oleh sektor properti sebesar 0,45 persen.
"Penguatan sektor properti didukung oleh rebound-nya saham properti berkapitalisasi pasar besar, seperti PANI hingga sentimen PPN DTP yang tertuang pada paket stimulus Kemenkeu, di mana pemerintah mengalokasikan Rp4,39 triliun khusus untuk PPN DTP rumah dengan harga kurang dari Rp5 miliar," katanya.
Sementara itu, pelemahan terdalam dicatatkan oleh sektor industrial 0,64 persen, seiring dari minimnya jumlah hari kerja pada Desember menjelang akhir tahun yang berpengaruh terhadap output industri, hingga sentimen negatif terkait kenaikan PPN menjadi 12 persen.
Sementara itu, Rupiah menguat terbatas 0,13 persen menjadi Rp16.291 per USD siang ini. Nilai transaksi perdagangan sepanjang sesi I mencapai Rp4,8 triliun atau turun dari perdagangan kemarin yang sebesar Rp7,6 triliun. Perdagangan saham tertinggi hari ini didominasi oleh sektor perbankan besar, consumer, dan basic minerals.
Di sisi lain, yield obligasi 5 dan 10 tahun tercatat positif. Investor tetap mencerna sikap hawkish The Fed dalam rencana penurunan suku bunga di 2025 hanya dua kali, hingga penguatan indeks dolar membuat aliran dana pada equity market melemah.
Panin Sekuritas merekomendasikan trading beli pada saham PTRO dan AWAN.
(Fiki Ariyanti)