IHSG Cenderung Stabil, Laporan Keuangan Emiten Kuartal I Diharap Jadi Penguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan pagi hari ini (28/4/2021). IHSG menguat 0,12% berada di level 5.966.
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan pagi hari ini (28/4/2021). IHSG menguat 0,12% berada di level 5.966.
Head of Research FAC Sekuritas, Wisnu Prambudi, menuturkan, masih belum terkendalinya kasus Covid-19 menjadi salah satu penyebab bursa global tidak kondusif sejak pekan lalu.
“Kami amati global itu sebenarnya dari pekan lalu tidak kondusif, jadi hanya Hang Seng yang kami catat mengalami penguatan. Selebihnya seperti Nikkei, Kospi, itu rata-rata melemah. Kemudian, bursa Australia itu juga rata-rata melemah dan berlanjut pada pekan ini,” tuturnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (28/4/2021).
Menurutnya, sentimen positif di global masih sangat sedikit. Sehingga, berdampak pada bursa domestik yang cenderung sepi pada beberapa bulan terakhir.
Di sisi lain, Wisnu menjelaskan, dari dalam negeri yang bisa menjadi pendongkrak pergerakan IHSG yakni laporan keuangan. Akan tetapi pada faktanya, laporan keuangan emiten yang sudah dirilis masih di bawah ekspetasi.
“Hanya beberapa yang berhasil perform ya. Ambil contoh Bank BCA itu berhasil growth 7%, kemudian BBTN berhasil growth juga, cuma seperti Bank Mandiri, BNI, itu masih underperform. Jadi, kami melihat memang laporan keuangan kuartal satu ini masih di bawah ekspetasi,” jelas dia.
Namun, kata dia, di saat yang sama pada awal bulan nanti akan ada rilis laporan produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal satu. Menurut Wisnu, hal tersebut menjadi salah satu perhatian pasar.
“Misalnya ada recovery yang lebih baik, itu menjadi booster tambahan di saat yang sama memang musim dividen. Walaupun dividen untuk tahun ini banyak emiten yang dividennya secara payout ratio tinggi, cuma secara dividen per share-nya itu kecil. Jadi menurut saya, memang masih butuh stimulus fiskal maupun moneter,” terang Head of Research FAC Sekuritas tersebut. (TYO)