IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Pekan Meski Dihantam Kabar Buruk
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,31 persen di level 7.432,09 pada penutupan perdagangan akhir pekan ini.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,31 persen di level 7.432,09 pada penutupan perdagangan akhir pekan ini. Penguatan IHSG didorong sejumlah saham berkapital besar di antaranya adalah ANTM, TLKM, ADRO, ASII serta saham grup perbankan seperti BBCA, BMRI, dan BBNI.
IHSG menguat di tengah membaiknya mayoritas kinerja bursa di Asia. Walau demikian, investor asing justru membukukan transaksi jual bersih Rp229 miliar.
Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, perdagangan akhir pekan ini tidak banyak dipengaruhi dengan agenda ekonomi penting di Asia. Meskipun pelaku pasar mengkhawatirkan sinyal perlambatan ekonomi China yang tercermin dari data pinjaman baru (new loans) di negara tersebut, di mana data pinjaman baru China hanya merealisasikan angka 260 miliar yuan, turun 88 persen dari posisi setahun lalu.
"Data tersebut cukup mengkhawatirkan pasar di Asia, mengingat perlambatan penyaluran pinjaman China justru memberi indikasi kemungkinan perlambatan ekonomi global. Meskipun sejauh ini data tersebut belum memberikan tekanan serius pada kinerja pasar keuangan di Asia," ujar Gunawan dalam analisisnya, Jumat (16/8/2024).
Di sisi lain, nilai tukar Rupiah ditutup menguat tipis di level Rp15.685 per USD pada perdagangan akhir pekan ini. Mata uang Rupiah pada perdagangan kemarin sempat mengalami tekanan setelah rilis data neraca dagang tanah air pada bulan Juli yang surplusnya kian mengecil.
Bahkan realisasi surplus neraca dagang di tanah air hanya USD0,47 miliar, dari ekspektasi sebelumnya sebesar USD2,45 miliar.
"Data tersebut memang menekan kinerja mata uang Rupiah, namun pelemahan Rupiah masih terbilang sangat terbatas," kata dia.
Secara keseluruhan, sebut Gunawan, Rupiah masih diuntungkan dengan ekspektasi pemangkasan bunga Bank Sentral AS, sekalipun dinaungi kabar buruk dari neraca dagang yang memburuk di bulan Juli.
"Sentimen eksternal masih lebih berpengaruh terhadap kinerja Rupiah dibandingkan rilis data yang buruk di tanah air," ujarnya.
Sementara itu, harga emas ditransaksikan menguat di level USD2.464, atau sekitar Rp1,25 juta per gramnya.
(Dhera Arizona)