IHSG dan Rupiah Pekan Ini Bakal Dibayangi Kebijakan The Fed, Pelaku Pasar Waspada
Pasar keuangan ke depan bakal dibanjiri banyak agenda ekonomi. Hal itu mendorong pelaku pasar waspada terutama pada gerak IHSG dan nilai tukar Rupiah.
IDXChannel - Pasar keuangan ke depan bakal dibanjiri banyak agenda ekonomi. Hal itu mendorong pelaku pasar waspada terutama pada gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Beberapa agenda ekonomi dari tahan air, di antaranya rilis indeks kepercayaan konsumen, penjualan ritel, penjualan kendaraan bermotor hingga penjualan mobil.
Di sisi lain, pidato Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) akan kembali menghiasi pasar keuangan global. Bahkan jelang perdagangan akhir pekan nanti, data ekspektasi inflasi AS akan kembali menjadi fokus perhatian pasar.
"Sejauh ini, kemungkinan yang muncul dari data maupun pidato The Fed adalah, bahwa The Fed diperkirakan tidak akan menaikkan bunga acuannya lagi," kata Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, Senin (8/7/2024).
Di sisi lain, kata Gunawan, The Fed justru diproyeksikan masih belum akan memangkas besaran bunga acuannya. Pelaku pasar akan sangat berhati-hati dalam merespons pidato gubernur bank sentral AS tersebut.
"Terlebih jika rilis data ekonomi di tanah air justru menunjukkan ada penurunan geliat ekonomi. Pasar akan mencermati indeks penjualan ritel dan kepercayaan konsumen yang akan dirilis Bank Indonesia," kata dia.
Pada sesi perdagangan pagi, IHSG ditransaksikan melemah di kisaran level 7.145. Hal yang juga dialami oleh mayoritas bursa di Asia yang diperdagangkan melemah pada pagi ini.
"IHSG selama sepekan ke depan berpeluang bergerak dalam rentang 7.000 hingga 7.175, di mana tekanan besar berpeluang muncul dari sikap The Fed, seandainya The Fed kian bernada hawkish," kata dia.
Sementara itu, nilai tukar mata uang Rupiah terpantau mengalami penguatan di level 16.270 per US Dolar. Rupiah juga masih akan dibayangi oleh sikap Bank Sentral AS yang bisa saja urung memangkas bunga acuan di tahun ini.
"Rupiah dalam sepekan berpeluang ditransaksikan dalam rentang 16.230 hingga 16.370 per dolar AS. Dan pergerakannya akan sangat dipengaruhi oleh arah pidato Gubernur Bank Sentral AS," ujarnya.
Sedangkan harga emas terpantau ditransaksikan di level USD 2.385 per ons troy. Lebih tinggi jika membandingkan kinerja harga emas pada perdagangan Jumat (5/7/2024) sore pekan lalu di kisaran USD 2.360 per ons troy.
"Emas belakangan ini diuntungkan dengan memanasnya tensi geopolitik yang terjadi di timur tengah dan kurang diuntungkan dengan sikap The Fed," katanya.
(FRI)