MARKET NEWS

IHSG Ditutup Melemah 22 Poin, Analis Sebut Masih Wajar

Dinar Fitra Maghiszha 11/10/2021 16:56 WIB

Penutupan IHSG sore ini masih wajar mengingat koreksi yang terjadi berada di area konsolidasi.

IHSG Ditutup Melemah 22 Poin, Analis Sebut Masih Wajar (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -22,07 poin (-0,34%) di level 6.459,697 pada perdagangan Senin (11/10/2021). 

Kendati ditutup di zona merah, pergerakan indeks hari ini tercatat menembus rekor titik tertingginya selama satu tahun terakhir di level 6.506,092 yang dicapai pada pagi tadi. Penutupan sore ini masih membawa performa IHSG menghijau sepekan (1,84%), sebulan (6,10%), serta year to date (8

04%). 

Adapun 269 emiten melemah, menyusul 247 yang naik dan 145 lainnya stagnan. Total transaksi mencapai Rp16,19 triliun dari 28,2 miliar lembar saham yang diperdagangkan. 

Analis PT Henan Putihrai Sekuritas Liza C Suryanata mengatakan penutupan IHSG sore ini masih wajar mengingat koreksi yang terjadi berada di area konsolidasi. 

"Akhirnya kita sudah sampai kembali ke titik tertinggi di sekitar 6.500an, kemungkinan juga kalau ada pullback wajar di area 6.400an maka wajar saja, ini masih merupakan area konsolidasi yang normal," kata Lisa dalam 2nd Session Closing, Senin (11/10/2021). 

Kendati peluang koreksi lebih dalam masih terbuka, dirinya memperingatkan investor untuk mencermati level support di area 6.400 dan juga 6.350. 

Koreksi kalau misalkan, tadi saya bilang level support pertama kita ada di 6.400, seandainya lebih dalam lagi, mudah2an tidak terjadi. Support MA10nya mungkin ada di sekitar 6.350, untuk jangka pendek memang 6500 ini udah oke banget karena kita kenaikan dalam dua minggu terakhir tanpa pullback yang berarti, cukup stabil," tuturnya. 

Menurut Lisa jika penurunan masih berada di area 6.400-6.350, maka justru menjadi kesempatan investor untuk masuk dan buy on weakness. 

"Jadi wajar saja jika ada koreksi 6.400-6.350 konsolidasi masih terkendali, trus juga kalau lihat net-buy asing juga cukup kencang. Kalau ada kelemahan saya pikir ini adalah peluang untuk masuk buy on weakness," tegasnya, sembari memberi target IHSG di masa depan. 

"Untuk jangka waktu panjang saya targetkan ada di 6.700-6.800," tandas Lisa. Kepada investor, Lisa merekomendasikan sejumlah emiten di sektor pertambangan material/bahan baku seperti INCO, ANTM, dan TINS yang diproyeksikan bakal terdongkrak naik menyusul penguatan harga komoditasnya di tingkat global. 

"Kebetulan market kita itu commodity-driven, jadi ada penguatan di saham-saham sektor energi, ataupun, mungkin yang akan menyusul berikutnya adalah metal-mining, secara harga Timah dan Nikel sudah mulai menanjak, dan saham2nya seperti kita tahu, hari ini, ANTM, INCO, TIMAH bergerak lebih semangat. Kemungkinan, ketiga trio metal ini yang kita kenal akan memulai uptrendnya menyusul kenaikan harga batu bara. 

Seperti diketahui, pada penutupan sore ini, akumulasi pembelian bersih dari investor asing terpantau mencapai Rp903,70 miliar, terdiri dari Rp553,73 miliar di pasar reguler, dan Rp349,98 miliar di pasar negosiasi-tunai. 

Sejumlah indeks di kawasan Asia juga terlihat bergerak variatif seperti: N225 (1,60%), STI (0,22%), KS11 (-0,11%), dan HSI (1,84%).

(SANDY)

SHARE