MARKET NEWS

IHSG Ditutup Melemah di Akhir Pekan, Rupiah Justru Menguat  

Wahyudi Aulia Siregar 20/09/2024 20:00 WIB

IHSG ditransaksikan di zona merah selama sesi perdagangan hari ini, Jumat (20/9/2024).Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah justru bertahan di zona hijau.

IHSG Ditutup Melemah di Akhir Pekan, Rupiah Justru Menguat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditransaksikan di zona merah selama sesi perdagangan hari ini, Jumat (20/9/2024). IHSG akhirnya ditutup melemah 2,05 persen di level 7.743,004. 

Pelemahan IHSG hari ini terjadi di tengah 486 saham turun, 245 saham naik, dan 308 saham tidak mengalami perubahan.

Meskipun turun, investor asing membukukan transaksi beli bersih senilai Rp553 miliar dan dari 10 saham teraktif yang memiliki valuasi tertinggi, hanya saham ADRO yang tercatat mengalami kenaikan 0,86 persen.

Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan IHSG pada perdagangan hari ini bergerak anomali dibandingkan dengan mayoritas bursa di Asia yang justru ditutup menguat.

Sementara itu, kinerja bursa di Eropa juga dibuka melemah. Hal itu mengindikasikan adanya potensi bursa di Eropa juga berpeluang ditutup di zona merah. 

Terlebih lagi sejumlah indeks harga pre-market di AS seperti dow fut juga berada di zona merah. "Jika respons pasar di awal pekan depan nantinya negatif, maka IHSG berpeluang untuk mengalami koreksi kembali di awal pekan nantinya," kata Gunawan, Jumat (20/9/2024). 

Di sisi lain, kinerja mata uang Rupiah justru mampu bertahan di zona hijau dan ditutup menguat di level Rp15.145 per dolar AS. Rupiah selama sesi perdagangan hari ini bergerak dalam rentang angka yang cukup lebar antara Rp15.065 hingga Rp15.280 per dolar AS.

"Untuk mata uang Rupiah diproyeksikan masih berpeluang menguat seiring dengan langkah Bank Sentral AS yang akan menurunkan bunga acuan ke depan," kata dia. 

Sementara itu, harga emas dunia ditransaksikan menguat di level USD2.604 per ons troy atau sekitar Rp1,27 juta per gram. 

"Spekulasi kemungkinan pemangkasan bunga acuan ke depan masih menjadi motor penguatan emas sejauh ini," tutur Gunawan. 

(Febrina Ratna)

SHARE