IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah diproyeksi menguat sementara imbas pemangkasan suku bunga acuan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyebut, Indonesia perlu mewaspadai capital reversal jika kondisi ekonomi global dan domestik di Amerika Serikat (AS) memburuk.
Pasalnya, pembalikan modal secara tiba-tiba berpotensi menyebabkan krisis likuiditas, volatilitas nilai tukar, hingga kemerosotan ekonomi.
“Pemangkasan Fed Rate kali ini memang mendorong Rupiah menguat, IHSG naik, tapi sifatnya temporer. Perlu diwaspadai capital reversal jika kondisi ekonomi global, dan domestik AS memburuk,” ujar Bhima kepada IDX Channel, Jumat (20/9/2024).
The Fed memang memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0 persen pada Rabu (18/9/2024) waktu negara setempat. Pemangkasan tersebut lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang diperkirakan sebelumnya, yakni 25 bps.