Bhima mencatat, setiap ada pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) tidak otomatis memberi keuntungan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sekalipun pada saat yang sama investasi mengalami kenaikan karena investor mencari imbal hasil tinggi, namun begitu sinyal resesi ekonomi meningkat, maka dana asing berbondong-bondong keluar lagi.
“Jadi setiap ada pemangkasan Fed rate bukan berarti negara berkembang diuntungkan karena mendapat limpahan investasi karena investor cari imbal hasil tinggi. Bisa jadi efek limpahan investasi itu sifatnya temporer, begitu sinyal resesi ekonomi meningkat maka dana asing keluar lagi,” tutur Bhima.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, dampak penurunan suku bunga acuan menguntungkan bagi rupiah.
Pada penutupan perdagangan Jumat (20/9/2024), rupiah menguat 89 poin atau 0,58 persen ke Rp15.150 setelah sebelumnya dibuka Rp15.239 per USD.