IHSG Hari Ini Diproyeksi Konsolidasi di 7.350 - 7.385
IHSG hari ini diproyeksi konsolidasi di rentang 7.350-7.385. Setelah, indeks menguat dan ditutup pada level 7.373 pada perdagangan sebelumnya.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Jumat (8/3/2024) diproyeksi konsolidasi di rentang 7.350-7.385. Setelah, indeks menguat dan ditutup pada level 7.373 pada perdagangan sebelumnya.
Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, mengatakan bahwa secara teknikal, IHSG tertahan di level resisten kuat di 7.375 setelah membentuk pola rising window, yang mengindikasikan adanya peluang untuk konsolidasi antara 7.350 - 7.385.
Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan sinyal golden cross dan tervalidasi dengan pelebaran pada slope positif. Sementara indikator Stochastic cenderung bergerak naik menuju area oversold.
“Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan mengalami konsolidasi di rentang 7.350 - 7.385 pada hari ini,” kata Valdy dalam risetnya, Jumat (8/3/2024).
Dari global, rilis data Consumer Credit Change di Amerika Serikat (AS) pada bulan Januari 2024 diproyeksikan meningkat menjadi USD9,25 miliar, naik dari angka sebelumnya sebesar USD1,56 miliar di Desember 2023.
Meskipun terjadi peningkatan dalam kredit konsumen, data inflasi AS menunjukkan penurunan menjadi 3,1% pada bulan Januari 2024. Penurunan inflasi ini memberikan indikasi bahwa meskipun terjadi peningkatan konsumsi kredit, harga barang dan jasa cenderung stabil atau bahkan menurun.
“Sehingga konsumen merasa lebih percaya diri terhadap prospek ekonomi ke depannya,” imbuh Valdy.
Dari regional, pasar tengah menantikan rilis data Jepang yang menunjukkan optimistis terhadap perekonomian. Leading economic index prel pada Desember 2023 berada di level 110,20, serta didukung oleh data coincident index prel diproyeksikan akan tertahan pada level 115,90.
Di samping itu, perhatian juga tertuju pada rilis data inflasi Tiongkok yang diperkirakan akan meningkat menjadi 0,40% pada Februari 2024, dari sebelumnya -0,80% pada bulan Januari 2024. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat konsumsi di Tiongkok mulai meningkat.
Adapun dari domestik, terdapat penurunan pada cadangan devisa Indonesia di bulan Februari 2024, yang mencapai angka USD144 miliar, menurun dari level sebelumnya yang tercatat sebesar USD145 miliar pada Januari 2024.
Valdy menyebut, penurunan disebabkan oleh proses pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah. Meskipun terjadi penurunan, namun cadangan devisa masih menunjukkan kekuatan yang signifikan.
“Hal ini ditunjukan dengan tingkat pembiayaan yang seimbang dengan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, yang secara jelas melebihi standar internasional sekitar tiga bulan impor,” ujar Valdy.
Untuk perdagangan hari ini, Valdy memiliki sejumlah saham pilihan yaitu, PT Timah Tbk (TINS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
(FRI)