IHSG Hari Ini Menguat ke 6.698 Ditopang Emiten Perbankan Big Caps
Sektor keuangan menjadi pendorong utama penguatan dengan kenaikan 1,89%, dengan posisi top gainers dari perbankan big caps.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama hari ini, Jumat (19/5/2023), berhasil rebound dari pelemahan dua hari sebelumnya. Indeks saham pada akhir perdagangan pun ditutup naik 0,53% atau 35,09 poin ke level 6.698.
Terpantau sektor keuangan menjadi pendorong utama penguatan dengan kenaikan 1,89%, dengan posisi top gainers berasal dari saham emiten perbankan berkapitalisasi besar atau big caps.
Saham emiten bank BUKU 4 seluruhnya menguat di atas 1%, di mana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatat kenaikan hingga 3,37%. Saham emiten perbankan BUMN tersebut kembali mencatatkan all time high pada penutupan sesi pertama hari ini di level Rp5.375 per saham.
Saham BBRI yang hijau terjadi karena langkah investor yang cenderung membeli saham-saham perbankan, setelah beberapa hari sebelumnya terkoreksi.
CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo membenarkan bahwa penguatan saham big caps khususnya saham emiten perbankan lebih merupakan teknikal rebound.
“Hal itu karena saham big caps telah mengalami penekanan jual dalam satu bulan terakhir. Selain itu, membaiknya sentimen global turut menopang saham-saham emiten perbankan,” kata Praska dalam 2nd Session Closing IDX Channel, Jumat (19/5/2023).
Adapun, sentimen pasar global saat ini cenderung membaik setelah permasalahan terkait plafon utang diprediksi tidak akan berlarut-larut. Kabar baik tersebut muncul setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy mengadakan pertemuan untuk membahas plafon utang, keduanya optimistis bahwa AS bisa terlepas dari gagal bayar.
Adapun, total volume saham yang diperdagangkan tercatat sebanyak 10,67 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp5,24 triliun dan frekuensi sebanyak 833.214 kali. Sementara itu, tercatat sebanyak 215 saham harganya naik, 310 saham harganya turun dan 197 saham harganya stagnan.
(FRI)