IHSG ‘Keok’ Selama Mei, Bagaimana Nasibnya Sepanjang Juni Ini?
Memasuki awal Juni, IHSG berada di zona hijau pagi ini, Kamis (2/6/2022). Lantas, bagaimana dengan tren kinerja IHSG sepanjang Juni?
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 1,11% selama Mei lalu di tengah fluktuasi yang tinggi. Memasuki awal Juni, IHSG berada di zona hijau pagi ini, Kamis (2/6/2022). Lantas, bagaimana dengan tren kinerja IHSG sepanjang Juni?
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.13 WIB, IHSG menguat 0,33% ke level 7.172,38 dengan nilai transaksi mencapai Rp3 triliun dan volume perdagangan sebesar 3,37 miliar saham.
Pagi ini, investor asing kembali melakukan pembelian bersih (net buy) Rp270,33 miliar di pasar reguler.
Asing banyak melakukan aksi borong ke saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp54,2 miliar dan saham PT United Tractors Tbk (UNTR) senilai Rp32,3 miliar. Kedua saham tersebut masing-masing naik 0,70% dan 3,04%.
Kemudian pertanyaannya, bagaimana nasib IHSG sepanjang bulan ini?
Apabila menilik data historis, performa IHSG cenderung sedikit lebih baik tinimbang selama Mei yang kental dengan sentimen ‘Sell in May and Go Away’. Walaupun memang, secara bulanan, kinerja IHSG selama Juni tidak terlalu superior juga.
Sebut saja, dalam 20 tahun terakhir, IHSG naik sebanyak 12 kali sepanjang Juni dengan rerata return 0,52%.
Namun, tren historis tersebut tampaknya tidak begitu kuat apabila kita menilik rentang 10 tahun belakangan. Dalam 10 tahun terakhir, IHSG naik 6 kali dengan rata-rata return 0,14%.
Kabar baiknya, selama 3 tahun belakangan (2019-2021), IHSG selalu menguat sepanjang Juni dengan rerata return 2,08%.
Performa IHSG selama Juni (2012-2021)
Tahun |
Kinerja IHSG pada Juni (%) |
2012 |
3.2 |
2013 |
-4.93 |
2014 |
-0.31 |
2015 |
-5.86 |
2016 |
4.58 |
2017 |
1.6 |
2018 |
-3.08 |
2019 |
2.41 |
2020 |
3.19 |
2021 |
0.64 |
Rerata |
0.14 |
Sumber: BEI, Yahoo! Finance (diolah)
Tentu, tren historis tersebut diwarnai oleh sejumlah sentimen utama, baik domestik maupun global, yang seringkali berdampak berbeda terhadap IHSG secara musiman (seasonality).
Selain itu, yang perlu disimak adalah ada kesempatan untuk IHSG berada di zona hijau sepanjang bulan ini. Apalagi, tren IHSG masih menaik (uptrend) dengan melesat 8,74% sejak awal tahun (ytd), menjadi yang terbaik di kawasan Asia-Pasifik.
Ditambah lagi, masih ada katalis positif untuk IHSG saat ini, seperti masih masuknya dana asing ke bursa (Rp57,4 triliun sejak awal tahun) dan proyeksi ekonomi RI yang masih positif.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjijyo, misalnya, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5-5,3%.
Hanya saja, IHSG tampaknya masih harus menempuh jalan terjal ke depan. Sebut saja, soal ketidakpastian global di tengah konflik Rusia-Ukraina, hingga kebijakan moneter ketat a la bank sentral global untuk mengatasi tingginya inflasi.
Apabila sentimen global tersebut menggoyahkan fondasi ekonomi RI, hal tersebut juga bisa menekan kinerja emiten dan bisa membuat laju positif IHSG terganggu atau bahkan terhenti.
Untuk jangka pendek, investor akan mencermati rilis data inflasi Mei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11.00 WIB.
Menurut ekonom yang dihimpun Tradingeconomics, inflasi Indonesia selama Mei akan naik menjadi 3,6% dari posisi sebelumnya 3,47%. Posisi ini terus mendekati target inflasi BI di kisaran 3,0±1% pada 2022.
Gubernur BI sendiri memprakirakan inflasi sepanjang 2022 akan sedikit di atas sasaran, yakni 4,2% seiring kenaikan harga pangan dan administered prices. (ADF)