MARKET NEWS

IHSG Melaju Kencang 11 Hari Beruntun, Analis Waspadai Bias Ini

TIM RISET IDX CHANNEL 21/07/2025 16:35 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada Senin (21/7/2025), melanjutkan reli yang dimulai sejak pekan kedua Juli.

IHSG Melaju Kencang 11 Hari Beruntun, Analis Waspadai Bias Ini. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada Senin (21/7/2025), melanjutkan reli yang dimulai sejak pekan kedua Juli.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup naik tajam 1,18 persen ke level 7.398,19. Nilai transaksi mencapai Rp16,21 triliun dan volume perdagangan 30,72 miliar saham.

Dengan ini, indeks acuan tersebut sudah reli 11 hari tanpa henti sejak 7 Juli lalu. Dalam sepekan, IHSG naik 3,75 persen dan dalam sebulan melesat 8,26 persen.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh mengingatkan agar investor tidak terbawa euforia dalam menyikapi penguatan IHSG belakangan ini.

Ia menjelaskan bahwa penguatan indeks justru ditopang oleh saham-saham konglomerasi dengan free float rendah, bukan oleh aliran dana asing.

“Karena kenaikan IHSG ditopang oleh saham-saham konglomerat yang memiliki free float rendah, seperti DSSA, DCII, BREN, dan TPIA, BRPT,” ujarnya, Senin (21/7/2025).

Kondisi tersebut, lanjut Michael, membuat reli IHSG terkesan semu. “Hal ini mengakibatkan kenaikan IHSG sebenarnya tidak real,” imbuh Michael.

Menurut dia, penguatan indeks kali ini lebih bersumber dari aksi korporasi di saham-saham tertentu. “Bukan dari flow foreign,” tuturnya.

Sebelumnya, pada Jumat (18/7) pekan lalu, Michael menilai, saat ini IHSG telah memasuki fase baru yang menjanjikan. "Untuk saat ini, IHSG berada dalam wave 5, di mana kenaikan target wave 5 ada di 7.600," demikian katanya.

Sementara itu, mengutip laporan Reuters, Senin (21/7), penguatan IHSG turut didorong oleh harapan pelonggaran kebijakan moneter dan tercapainya kesepakatan tarif yang menguntungkan dengan Amerika Serikat (AS).

Ekonom Maybank memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga acuan lanjutan sebesar 50 basis poin (bps), dengan risiko masih condong ke arah pelonggaran lebih lanjut, tergantung pada stabilitas nilai tukar rupiah. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

>

SHARE