MARKET NEWS

IHSG Melesat 1 Persen Lebih, Investor Menanti Window Dressing

Fiki Ariyanti 25/11/2024 13:15 WIB

IHSG sesi I ditutup melesat 1,50 persen menjadi 7.308,40 di tengah pelaku pasar yang menanti window dressing.

IHSG Melesat 1 Persen Lebih, Investor Menanti Window Dressing (foto mnc media)

IDXChannel - IHSG sesi I ditutup melesat 1,50 persen menjadi 7.308,40 pada perdagangan hari ini, Senin (25/11/2024).

"IHSG hari ini mengalami aksi rebound setelah tertekan dalam seminggu terakhir yang diiringi dengan capital outflow," tulis riset Panin Sekuritas, siang ini. 

Sementara Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau kembali menguat, ditandai dengan DXY Index yang turun ke level 106,6 (Jumat pekan lalu 107,4). Mata uang Garuda siang ini menguat 0,03 persen ke Rp15.871 per USD

Penguatan ini seiring dengan investor yang tengah mencermati sinyal terpilihanya Scott Bessent sebagai Treasury Secretary, di mana pasar mengantisipasi bahwa Bessent akan memprioritaskan stabilitas ekonomi dan pasar daripada perubahan kebijakan yang cepat.

"Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti momentum window dressing. Namun pelaku pasar juga cenderung berhati-hati akan arah kebijakan fiskal dan moneter di 2025," menurut riset tersebut.

Untuk indeks sektoral ditutup menguat pada sesi I. Penguatan terbesar terjadi pada sektor keuangan sebesar 1,47 persen dan sektor energi melonjak 1,16 persen. Sementara pelemahan hanya terjadi pada sektor teknologi sebesar 1,14 persen. 

"Penguatan pada sektor keuangan disebabkan oleh kenaikan harga saham perbankan besar seiring dengan kembalinya dana asing ke market Indonesia, setelah koreksi indeks yang signifikan dalam beberapa hari terakhir yang menginformasikan valuasi terpantau murah serta adanya potensi momentum window dressing," tuturnya. 

Nilai perdagangan di pasar regular di sepanjang sesi I ini terpantau ramai dengan nilai transaksi sekitar hampir Rp6,8 triliun lebih tinggi dari transaksi perdagangan pada Jumat minggu kemarin. 

Dari nilai transaksi pada sesi I didominasi oleh transaksi saham perbankan besar, energi, dan telekomunikasi.  

Di sisi lain, yield obligasi untuk tenor 5 dan 10 tahun mencatatkan peningkatan, seiring dengan pasar mencermati sinyal terpilihnya Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan US, sebuah langkah yang membawa rasa stabilitas bagi investor. 

Selain itu, pasar berekspektasi bahwa kebijakan Trump akan bersifat inflasi, yang berpotensi membatasi kemampuan The Fed untuk memangkas suku bunga pinjaman.

(Fiki Ariyanti)

SHARE