IHSG Pekan Ini Bakal Digempur Banyak Sentimen, Investor Diminta Waspada
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini akan dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri.
IDXChannel - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini akan dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi mengingatkan investor untuk tetap waspada dan memantau perkembangan pasar. Hal ini karena kenaikan signifikan IHSG pada pekan lalu lebih disebabkan oleh technical rebound yang bersifat sementara.
"Kenaikan signifikan yang telah terjadi selama satu pekan terakhir lebih dipengaruhi teknikal rebound yang bersifat temporary atau membentuk corrective movement atau secondary movement dalam bearish movement," ujar Imam dalam risetnya, Senin (10/3/2025).
Selain itu, Imam mengatakan, candle terakhir akan menguji EMA20 sebagai dynamic resistance dan membentuk doji, yang menandakan keraguan pelaku pasar untuk melanjutkan kenaikan.
"Selain itu, candle terakhir akan menguji EMA20 sebagai dynamic resistance dan membentuk doji yang menunjukkan mulai adanya keraguan dari pelaku pasar untuk melanjutkan kenaikan. Terlebih pasar saat ini masih dipengaruhi oleh berbagai sentimen negatif," tutur Imam.
Imam menjelaskan, sentimen global pertama datang dari perkembangan tarif Donald Trump. Jika kebijakan semakin tidak jelas atau maju-mundur, maka ini dapat meningkatkan ketidakpastian dan semakin menekan kekhawatiran pasar.
Kedua, inflasi AS yang akan rilis pada Rabu, 12 Maret 2025. Dari sisi konsensus, inflasi AS diproyeksi berada di angka 2,9 persen (yoy) atau lebih rendah dari Januari yang sebesar 3 persen.
"Sedangkan inflasi inti menurut konsensus diproyeksikan berada di angka 3,2 persen (yoy), lebih rendah dari Januari di 3,3 persen (yoy). Data ini merupakan data yang sangat dinantikan oleh pelaku pasar untuk melihat kebijakan The Fed ke depan," kata Imam.
Sentimen ketiga, komoditas CPO. Pada akhir sesi pekan kemarin, harga CPO menguat lebih dari 3 persen setelah adanya serangan hama di perkebunan sawit di dua negara bagian Malaysia.
Selain itu, masalah cuaca yang mengakibatkan banjir juga menjadi hambatan dan mengganggu produksi dapat berakibat pada terganggunya supply. Di pekan ini, tepatnya pada 11 Maret 2025 juga akan rilis data stok CPO dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Sementara terkait sentimen domestik, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan mandatori biodiesel menjadi 50 persen (B50) pada 2026, naik dari 40 persen saat ini. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi impor bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon.
"Namun, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan B50, kapasitas produksi biodiesel harus ditingkatkan sebesar 4 juta kiloliter dari kapasitas terpasang saat ini sebesar 19,6 juta kiloliter," ujar Imam.
Peningkatan mandatori B50 diperkirakan meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO) domestik secara signifikan yang nantinya berpotensi mempengaruhi harga CPO global juga karena adanya potensi ekspor yang turun (supply turun) akibat kenaikan penggunaannya untuk biodiesel.
Berkaca pada sentimen global dan domestik di atas, khususnya sentimen gelontoran stimulus China dari pekan lalu yang masih berdampak pada market minggu ini, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham:
1. Buy on breakout INCO (Entry 3.160, Target 3.400 dan SL <3.040).
2. Buy on pullback ADMR (Entry 860-885, Target 950 dan SL <830).
3. Buy on pullback LSIP (Entry 1.080-1.100, Target 1.160 dan SL <1.055).
4. Buy on pullback Reksa Dana Saham Premier ETF IDX High Dividend 20 (XIHD).
(Fiki Ariyanti)