MARKET NEWS

IHSG Pekan Ini Diprediksi Masih Melemah Dibayangi Sejumlah Sentimen Berikut

Anggie Ariesta 03/03/2025 07:35 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini, 3-7 Maret 2025, masih akan dibayangi sentimen global dan domestik.

IHSG Pekan Ini Diprediksi Masih Melemah Dibayangi Sejumlah Sentimen Berikut. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini, 3-7 Maret 2025, masih akan dibayangi sentimen global dan domestik. Sehingga, masih akan bergerak melemah.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan, berdasarkan sentimen yang ada saat ini, para pelaku pasar masih dihantui ketidakpastian pasar baik dari global maupun domestik.

Selain itu, dia pun memprediksi bahwa aksi sell off besar-besaran masih berpotensi berlanjut pada pekan ini.

"IPOT memprediksi IHSG akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah sepanjang pekan ini dalam rentang support 6.660 dan resistance 6.880," kata Indri dalam risetnya, Jakarta, Senin (3/3/2025).

Indri mengimbau pelaku pasar saham untuk mencermati data-data dari global dan domestik agar tetap bisa mendulang cuan.

Dari global ada Indeks NBS PMI Manufacturing (China), Indeks PMI Manufacturing Amerika Serikat bulan Februari dan data Non-Farm Payrolls Amerika Serikat bulan Februari.

Pertama, Indeks NBS PMI Manufacturing (China) dilaporkan kembali ekspansi ke level 50,2 dari bulan sebelumnya di level 49,1 dan lebih tinggi dari konsensusnya di level 49,9. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian China kembali menemukan titik terang dan mulai berjalan normal.

Kedua, Indeks PMI Manufacturing Amerika Serikat bulan Februari yang diperkirakan akan sedikit menguat ke level 51,6 dibanding bulan sebelumnya. Namun di sisi lain, Indeks PMI Composite (gabungan antara manufaktur dan servis) Amerika Serikat pada bulan Februari diperkirakan turun ke level 50,4 dari bulan sebelumnya di level 52,7 karena diprediksi terjadi stagnasi di sektor swasta dan terkontraksinya output jasa dibanding manufaktur yang cenderung stabil.

Ketiga, Data Non-Farm Payrolls Amerika Serikat bulan Februari akan dirilis pada akhir pekan ini. Diperkirakan dana Non Farm Payrolls akan turun ke level 133.000 dibanding bulan sebelumnya yang berada di level 143.000. Data ini menjadi salah satu data yang cukup penting bagi The Fed untuk membantu menilai kondisi ekonomi Amerika Serikat.

"Jika dinilai masih cukup kuat maka hal tersebut berpotensi membuat The Fed untuk tetap mengambil langkah defensif dengan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level yang sama seperti bulan sebelumnya," katanya.

Sementara itu data-data dari domestik yang wajib dipantau, yakni Indeks PMI Manufaktur Indonesia bulan Februari dan tingkat inflasi Indonesia bulan Februari.

Pertama, Indeks PMI Manufaktur Indonesia bulan Februari diperkirakan akan tetap pada kondisi ekspansi dan bertumbuh ke level 52,3 dari bulan sebelumnya 51,9. Jika indeks manufaktur Indonesia bertumbuh maka menunjukkan bahwa roda perekonomian Indonesia masih dalam kondisi aman dan berpotensi menarik investor asing untuk kembali menanamkan modalnya di Indonesia.

Kedua, tingkat inflasi Indonesia bulan Februari diperkirakan akan kembali mengalami disinflasi ke level 0,41 persen yang merupakan efek lanjutan dari adanya kebijakan pemerintah dengan memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan PLN.

Berkaca pada data global dan domestik di atas, berikut menu saham pilihan PT Indo Premier Sekuritas:

1. Buy CMRY (Current Price 4.560, Entry 4.560 Target Price 4.760 (4,39 persen), Stop Loss 4.470 (-1,97 persen), Risk to Reward Ratio 1:2,2).

2. Buy on Breakout LSIP (Current Price 975, Entry 985, Target Price 1.015 (3,05 persen), Stop Loss 965 (-2,03 persen), Risk to Reward Ratio 1:1,5).

3. Buy on breakout ULTJ (Current Price 1.420, Entry 1.455, Target Price 1.530 (5,15 persen), Stop Loss 1.420 (-2,41 persen), Risk to Reward Ratio 1:2,1).

4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF Indonesia Consumer (XIIC).

(Dhera Arizona)

SHARE