IHSG Semringah Jelang Rilis Cadangan Devisa RI yang Diprediksi Naik
IHSG ditutup menguat 0,32 persen di level 7.697 pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (5/9) jelang rilis data cadangan devisa Agustus.
IDXChannel - IHSG ditutup menguat 0,32 persen di level 7.697 pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (5/9). Penguatan ini berbanding terbalik dengan penutupan Bursa AS yang semalam ditutup bervaritif cenderung melemah.
"Investor masih merespons positif dari potensi pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2024. Hal ini semakin diperkuat seiring data pembukaan tenaga kerja AS yang turun ke 7,7 juta terendah sejak Januari 2021 dan layoff naik ke 1,8 juta tertinggi sejak Maret 2023," tulis riset Panin Sekuritas, siang ini.
Di sisi lain, dari dalam negeri, investor akan menantikan rilis data cadangan devisa Indonesia periode Agustus pada Jumat (6/9) yang diperkirakan akan meningkat dari Juli 2024 yang tercatat sebesar USD145,4 miliar.
Untuk indeks sektoral ditutup menguat pada sesi I. Sektor yang mengalami penguatan terbesar, yakni properti naik 1,66 persen dan keuangan naik 1,52 persen.
"Penguatan sektor properti sejalan dengan respons positif dari market akan kebijakan insentif PPN DTP 0 persen yang diperpanjang hingga akhir 2024," menurut riset tersebut.
"Serta rencana pemerintahan baru yang akan membuat kementerian khusus, yakni Kementerian Perumahan untuk mengatasi backlog. Di mana ditargetkan akan ada pembangunan 3 juta hunian per tahun, lebih tinggi dibandingkan target pemerintah sebelumnya sebesar 1 juta per tahun," tuturnya.
Sementara itu, sektor yang melemah hanya dari energi sebesar 0,13 persen seiring dengan harga komoditas yang berjatuhan, seperti timah, minyak mentah, nikel, hingga emas dan batu bara yang kompak melemah.
Sementara itu, Rupiah ditutup menguat 0,30 persen menjadi Rp15.420 per USD. Nilai transaksi perdagangan sepanjang sesi I mencapai Rp5 triliun atau turun dari perdagangan kemarin (4/9) yang sebesar Rp6,8 triliun. Di mana perdagangan saham tertinggi hari ini didominasi oleh sektor perbankan dan infrastruktur.
Selain itu, yield obligasi 5 tahun dan 10 tahun menguat seiring dengan sikap optimistis investor terkait dengan rencana pemangkasan suku bunga The Fed di September 2024.
(Fiki Ariyanti)