IHSG Sesi I Landai Seiring Kekhawatiran Dampak Kabinet Gemuk Prabowo
IHSG bergerak flat dan berakhir di level 7.735,97 pada perdagangan Jumat (18/10/2024) karena aksi profit taking dan kekhawatiran dampak kabinet gemuk Prabowo.
IDXChannel - IHSG sesi I ditutup menguat tipis 0,01 persen di level 7.735,97 pada perdagangan Jumat (18/10/2024). IHSG bergerak flat di tengah penguatan Bursa regional, di mana sebelumnya melonjak.
"IHSG flat disebabkan oleh aksi profit taking para pelaku pasar setelah beberapa hari dalam pekan ini mencatatkan reli," tulis riset Panin Sekuritas, siang ini.
Sementara itu, data klaim pengangguran di Amerika Serikat (AS) turun menjadi 241 ribu, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 260 ribu yang disebabkan oleh gangguan akibat Badai Helene dan Milton.
"Dari dalam negeri, para peneliti dan akademis menyoroti besarnya kabinet Prabowo dan Gibran ini memunculkan kekhawatiran terhadap beban keuangan negara," menurut riset tersebut.
Sementara itu, mayoritas indeks sektoral ditutup menguat pada sesi I. Salah satu sektor yang mengalami penguatan tertinggi sepanjang sesi I, yakni properti sebesar 0,89 persen
"Penguatan sektor properti seiring dengan rencana pemerintah baru Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk mencanangkan program 3 juta rumah per tahun dengan menggandeng pihak swasta. Hal ini menjadikan emiten-emiten properti mayoritas melaju," katanya.
Sedangkan sektor yang mengalami pelemahan terdalam, yakni sektor Kesehatan anjlok 1,12 persen seiring dengan aksi taking profit pelaku pasar dan tersandung sentimen negatif terkait klaim fiktif BPJS pada rumah sakit.
Nilai transaksi perdagangan sepanjang sesi I mencapai Rp5,5 triliun atau naik dari perdagangan kemarin (17/10) yang sebesar Rp4,9 triliun. Di mana perdagangan saham tertinggi hari ini didominasi oleh sektor perbankan.
Di sisi lain, harga komoditas hari ini terpantau mixed, di mana harga emas naik 0,85 persen, mencapai rekor tertinggi baru, didorong oleh permintaan global untuk aset safe-haven dan ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut dari bank sentral utama.
Harga minyak Brent menguat 0,21 persen seiring dengan esklasi perang Timur Tengah. Militer Israel mengonfirmasi bahwa Yahya Sinwar, pemimpin utama Hamas tewas dalam pertempuran. Sedangkan Rupiah menguat 0,23 persen menjadi Rp15.472 per USD.
Untuk yield obligasi 5 dan 10 tahun negatif seiring dengan ketidakpastian ekonomi dari regional, yakni GDP China tercatat pada tingkat pertumbuhan paling lambat sejak kuartal I-2023.
(Fiki Ariyanti)