MARKET NEWS

IHSG Sesi I Menguat Terdongkrak Rilis Data Bank Indonesia

Fiki Ariyanti 21/11/2024 14:22 WIB

IHSG sesi I ditutup menguat sebesar 0,22 persen menjadi 7.195,93 seiring dengan rilis data Bank Indonesia (BI).

IHSG Sesi I Menguat Terdongkrak Rilis Data Bank Indonesia (foto mnc media)

IDXChannel - IHSG sesi I ditutup menguat sebesar 0,22 persen menjadi 7.195,93 seiring dengan rilis data positif dari pertumbuhan kredit Indonesia yang tumbuh 10,92 persen di Oktober 2024. 

"Namun patut dicermati, rilis data negatif datang dari rekening giro Indonesia yang tercatat defisit sebesar USD2,15 miliar pada kuartal III-2024, namun masih lebih baik dari data kuartal II yang mencatatkan defisit sebesar USD3,25 miliar," tulis riset Panin Sekuritas, siang ini. 

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mengumumkan BI Rate yang bertahan di level 6 persen sebagai upaya memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global.  

Meski demikian, Rupiah siang ini melemah 0,43 persen ke level Rp15.940 per USD.

Sementara itu, indeks sektoral ditutup bervariasi pada sesi I. Sektor yang mengalami penguatan terbesar, yakni sektor infrastruktur naik 1,09 persen dan sektor energi terdongkrak 1,06 persen. 

"Penguatan sektor infrastruktur ditopang oleh telekomunikasi seiring terjadinya aksi beli oleh investor asing dan beberapa direksi perusahaan, seperti ISAT yang mendorong peningkatan harga secara signifikan," menurut riset tersebut.

Sementara sektor dengan pelemahan terbesar dari sektor keuangan sebesar 0,45 persen dan sektor properti turun 0,40 persen. 

"Pelemahan sektor keuangan seiring dengan outflow investor asing pada perbankan besar akibat potensi penguatan ekonomi AS setelah Presiden Donald Trump terpilih," ujarnya.

Nilai transaksi perdagangan sepanjang sesi I mencapai Rp4,5 triliun, lebih tinggi dari nilai transaksi pada sesi I pada perdagangan Rabu kemarin yang sebesar Rp4,5 triliun. Di mana perdagangan saham tertinggi didominasi oleh saham perbankan besar dan basic minerals.

Di sisi lain, yield obligasi 5 tahun dan periode 10 tahun tercatat menguat seiring dengan BI yang memutuskan menunda pemangkasan BI Rate dan mempertahankannya di level 6 persen.

(Fiki Ariyanti)

SHARE