MARKET NEWS

IHSG Tembus Rekor Baru, Simak Proyeksi dan Saham yang Perlu Dicermati

TIM RISET IDX CHANNEL 14/08/2025 13:35 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) pada Kamis (14/8/2025).

IHSG Tembus Rekor Baru, Simak Proyeksi dan Saham yang Perlu Dicermati. (Foto:

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) pada Kamis (14/8/2025), mendekati batas psikologis 8.000, melampaui capaian sebelumnya pada 19 September 2024.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I, IHSG menguat 0,93 persen ke level 7.965,98, mendekati ambang psikologis 8.000. Indeks bahkan sempat menyentuh 7.973,98 sekitar pukul 11.55 WIB.

Nilai transaksi tercatat Rp10,12 triliun dengan volume perdagangan 22,94 miliar saham. Dari seluruh emiten, 352 saham menguat, 279 melemah, dan 325 stagnan.

Kenaikan ini menjadi titik balik signifikan setelah IHSG sempat terpuruk ke 5.882 pada 8 April 2025, di tengah memanasnya perang dagang ala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, setelah menyentuh rekor baru, IHSG berpotensi mengalami tekanan koreksi.

“IHSG akan rawan koreksi di area 7.916-8.000. Tapi saya proyeksikan kenaikan ini masih bertahan hingga 28 Agustus, di hari terakhir MSCI. Setelah itu, waspada akan ada aksi profit taking,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

Michael juga mengingatkan pentingnya mencermati saham yang kenaikannya belum menembus area sideways atau downtrend.

“Karena kenaikan yang tidak organik akan kembali ke tren utamanya. Jika sebelumnya downtrend, maka akan kembali downtrend. Namun sebaliknya, jika sebelumnya sudah uptrend, maka cenderung melanjutkan kenaikan,” imbuh Michael.

Ia mencontohkan, saham yang masih dalam tren turun antara lain sektor perbankan dan Astra (ASII). Sementara yang sudah berada dalam tren naik meliputi PANI, PTRO, BREN, DSSA, dan TLKM.

Stockpicking [pemilihan saham] berdasarkan kenaikan IHSG memang perlu lebih cermat,” katanya.

Michael menjelaskan, sentimen utama yang mendorong reli IHSG kali ini berasal dari keputusan MSCI menaikkan peringkat Indonesia.

“Katalis utama berasal dari upgrade MSCI ke Indonesia sebagai salah satu negara yang dapat inflow paling besar dari seluruh Asia,” tuturnya.

Ia menambahkan, pasar merespons positif sentimen tersebut, terlihat dari pergerakan serempak saham-saham unggulan. “Bursa juga merespons positif dengan saham-saham bluechip serta konglo yang bergerak serempak menguat, sehingga kenaikan IHSG ini terjadi begitu masif,” kata Michael.

Sebelumnya, Michael mengatakan, perkembangan politik dan ekonomi di Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump turut berpotensi membawa angin segar bagi pasar negara berkembang. Menurut dia, indeks dolar AS (DXY) tengah menunjukkan sinyal teknikal pelemahan.

“DXY memiliki pola triple tops dengan target penurunan di 92. Menyusul gejolak politik serta ekonomi di AS di bawah kepemimpinan Trump, banyak investor yang mengantisipasi pelemahan dolar ini,” ujar Michael, Selasa (12/8/2025).

Ia menambahkan, desakan Trump untuk memangkas suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) mendekati nol dapat memicu arus keluar modal dari dolar menuju negara berkembang.

“Angka ini akan memberikan outflow dari dolar ke negara emerging market, sehingga akan memberi dampak yang baik terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah,” katanya.

Michael juga melihat, dampak positif dari pelemahan dolar akan terasa di pasar saham domestik.

“Ini akan memberi dampak yang baik untuk IHSG terutama dari sisi inflow investor asing. Dengan menguatnya kurs, inflow dari pembobotan indeks seperti MSCI dan FTSE akan disesuaikan,” tuturnya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

>

SHARE