MARKET NEWS

IHSG Terkoreksi ke 6.122, Ini Penyebabnya

Dinar Fitra Maghiszha 27/09/2021 16:25 WIB

Pada akhir perdagangan Sesi II hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -22,3 poin (-0,36 persen) di level 6.122,4.

IHSG Terkoreksi ke 6.122, Ini Penyebabnya (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pada akhir perdagangan Sesi II hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -22,3 poin (-0,36 persen) di level 6.122,4 pada perdagangan awal pekan Senin (27/9/2021).

Kendati sempat berjuang menguat di 6.163,2, indeks tak kuasa menahan laju tekanan hingga sempat menyentuh titik terendahnya di 6.109,6.

Pelemahan ini membawa performa IHSG kembali melemah dalam itungan sebulan (-0,36 persen), meskipun masih positif dalam sepekan (0,76 persen) dan year to date (2,40 persen).

Adapun 314 emiten melemah disusul 206 menguat dan 148 lainnya stagnan, dengan transaksi mencapai Rp11,6 triliun dari total 25,7 miliar lembar saham yang diperdagangkan.

Head of Technical Analyst PT BNI Sekuritas Andri Zakarias menjelaskan bahwa pelemahan indeks masih terjaga di level konsolidasi.

Andri meyakini bahwa katalis dalam negeri sudah membaik, hanya saja sentimen mancanegara yang membuat pergerakan indeks masih sideways.

"Karena memang masih konsolidasi, di dalam negeri juga ada positifnya yakni pelonggaran PPKM level 3 tapi eksternalnya masih kurang baik membuat market berjalan bolak-balik," kata Andri dalam 2nd Session Closing, Senin (27/9/2021).

Dirinya membaca pergerakan indeks masih ada kemungkinan terkena aksi jual hingga menyebabkan turun di bawah 6.000.

"Range 6000-6200, masih ada peluang indeks turun di bawah 6000. Evergrande juga masih belum selesai, dan Powell juga akan berpidato pada Selasa dan Rabu membahas isu tapering. Masih menunggu kita," terangnya.

Menjelang agenda tapering Federal Reserve (The Fed) pada November depan, Andri memberi catatan penting bagi investor.

"Biasanya market ada antisipasi jelang kemungkinan tapering di bulan November, nah menuju ke sana market akan cenderung konsolidasi," tandasnya.

Kepada investor, Andri merekomendasikan untuk mencermati sektor tambang terutama batu bara, properti hingga perbankan.

Beberapa emiten rekomendasi yakni:

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) (Buy on Weakness)
Support: 3.500-3.880
Resisten: 3.989.

2. PT Elnusa Tbk (ELSA)
Support: 286
Resisten: 320/340

3. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Support: 1440-1550
Resisten: 1.600

4. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
Support: 110
Resisten: 125/130

Seperti diketahui, pada perdagangan hari ini, investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp312,30 miliar di pasar reguler dan Rp43,40 miliar di pasar negosiasi-tunai. Sehingga akumulasi asing adalah net-buy sebesar Rp355,71 miliar.

Dari total dana transaksi Rp11,6 triliun, investor asing mengeksekusi perdagangan sebesar 24,79 persen, sedangkan sisanya masih didominasi investor domestik sebesar 75,21 persen.

Beberapa indeks di kawasan Asia juga terpantau bergerak variatif, seperti: N225 (-0,03 persen), STI (1,25 persen), KOSPI (0,27 persen), dan HSI (-0,05 persen). (RAMA)

SHARE