Impack Pratama (IMPC) Lepas Status FCA, Kemana Arah Berikutnya?
Pasar sempat dikejutkan dengan transaksi jumbo yang terjadi pada 13–14 Agustus 2025.
IDXChannel – Saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) resmi lepas dari status Full Auction (FCA). Pertanyaan besar pun muncul di kalangan pelaku pasar: setelah mencetak lonjakan lebih dari 100 persen hanya dalam satu bulan terakhir, ke mana arah IMPC selanjutnya?
Lagi-lagi Aksi Nego Jumbo: Pemegang Saham Besar Lepas, Henan Putihrai Masuk
Dalam riset yang diterbitkan Sucor Sekuritas Rabu (3/9/2025), pasar sempat dikejutkan dengan transaksi jumbo yang terjadi pada 13–14 Agustus 2025. Broker besar Henan Putihrai (HP) masuk secara agresif lewat mekanisme negosiasi, membeli saham IMPC senilai Rp99 miliar di harga Rp660 per saham, dan total transaksi dalam dua hari itu menembus Rp1 triliun.
CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan, data perdagangan mencatat HP memborong sekitar 1,5 juta lot, sementara di saat yang sama dua pemegang saham utama justru melepas kepemilikan besar-besaran di antaranya PT Harimas Tunggal Perkasa menjual 600 juta saham (1,11 persen) senilai Rp396 miliar.
Lalu PT Tunggal Jaya Investama melepas 800 juta saham (1,47 persen) senilai Rp528 miliar. Secara total, keduanya melepas 1,4 miliar lembar atau sekitar 2,58 persen dari total saham IMPC.
Akibatnya, kepemilikan Harimas turun dari 45,84 persen menjadi 44,73 persen, sementara Tunggal Jaya dari 44,09 persen menjadi 42,62 persen.
"Sektor properti memang sedang
melambat, tapi justru di tengah tantangan itu IMPC masih bisa mencatatkan profit hampir Rp300 miliar. Ini bukan angka kecil. Artinya ada fundamental kuat di balik saham ini, sehingga jika investor besar ataupun strategic investor ingin
masuk jelas bukan tanpa alasan," ujar
Bernadus.
Aksi lepas dari dua pemegang saham utama jelas bukan peristiwa biasa. Masuknya Henan Putihrai, yang kerap menjadi pintu masuk investor institusi atau akumulasi tangan kuat, memunculkan spekulasi: apakah ada investor strategis baru yang sedang mengintip IMPC?
Apalagi, meski sektor bahan bangunan sedang menghadapi tekanan akibat lesunya properti, kinerja fundamental IMPC masih solid dengan laba semester I 2025 mencapai Rp295,64 miliar. Prospek jangka panjang pun tetap terbuka, ditopang pembangunan infrastruktur dan perumahan nasional.
Market Menunggu Langkah Berikut
Dengan crossing besar di atas Rp1 triliun dan lonjakan harga >100 persen sebulan terakhir, wajar jika IMPC kini jadi pusat perhatian.
Apakah ini sinyal awal restrukturisasi kepemilikan? Atau justru panggung untuk rally baru dengan hadirnya pemain besar?
Satu hal pasti: lepasnya IMPC dari FCA akan membuka ruang volatilitas lebih tinggi. Investor kini menunggu jawaban: siapa sebenarnya di balik akumulasi Henan Putihrai – dan akan dibawa ke mana IMPC setelah ini?
(kunthi fahmar sandy)