MARKET NEWS

INET Investasi USD20 Juta untuk Proyek Kabel Laut Jakarta-Batam-Singapura

Cahya Puteri Abdi Rabbi 06/05/2025 09:15 WIB

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melalui anak usahanya, mengembangkan jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan Jakarta, Batam, dan Singapura.

INET Investasi USD20 Juta untuk Proyek Kabel Laut Jakarta-Batam-Singapura. (Foto Istimewa)

IDXChannel - PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melalui anak usahanya, PT Pusat Fiber Indonesia dengan menggandeng PT Jejaring Mitra Persada (JMP), entitas dari PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) untuk mengembangkan jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan Jakarta, Batam, dan Singapura.

Proyek ini merupakan bagian dari sistem komunikasi kabel laut (SKKL) dan akan dijalankan melalui skema Indefeasible Right of Use (IRU) yang memberikan hak penggunaan jangka panjang atas infrastruktur kabel serat optik.

INET menggelontorkan investasi sebesar USD20 juta atau setara Rp329,42 miliar (mengacu kurs Rp16.470 per USD) untuk mendukung realisasi proyek ini, sebagai bagian dari komitmen perseroan dalam memperkuat infrastruktur digital nasional dan regional.

“Jaringan kabel bawah laut merupakan komponen utama dalam infrastruktur komunikasi global. Dengan IRU, kami tak lagi bergantung pada penyedia lain karena kami bisa mengelola kapasitas dan konektivitas secara mandiri,” kata Direktur Utama INET Muhammad Arief Angga dalam siaran pers, dikutip pada Selasa (6/5/2025).

Arief menerangkan, INET saat ini telah melayani lebih dari 200 ISP lokal dari total lebih dari 850 ISP yang beroperasi di Jawa. Dia pun menilai potensi pasar masih sangat besar. 

Proyek kabel bawah laut ini akan memperluas kapasitas jaringan hingga 400 terabyte, dengan kapasitas per jalur (pair) mencapai 25–30 terabyte, bergantung pada perangkat yang digunakan.

“Dengan selesainya jaringan Batam–Singapura dan jalur Jakarta–Batam yang akan selesai pada Oktober atau November 2025, kami menargetkan seluruh sistem dapat beroperasi penuh mulai Desember 2025 atau awal Januari 2026,” katanya.

Lebih dari sekadar peningkatan kapasitas, kata Arief, proyek ini menjadi langkah penting INET dalam ekspansi internasional, terutama ke pasar Singapura yang dikenal sebagai salah satu hub digital terbesar di Asia.

Arief menjelaskan, proyek ini juga membuka jalan bagi INET untuk mengajukan lisensi sebagai Network Access Provider (NAP), sehingga dapat secara langsung mengakses dan menjual konektivitas internasional dari dan ke Indonesia.

“Dengan IRU, kami memiliki kendali langsung terhadap gateway internasional kami sendiri. Ini adalah kunci bagi kami untuk meningkatkan layanan dan daya saing, khususnya dalam menjangkau pelanggan internasional,” ujarnya.

INET memproyeksikan proyek ini akan mendongkrak pendapatan perusahaan secara signifikan sebesar Rp156 miliar pada 2026, dan meningkat menjadi Rp250 miliar di 2027.

Lebih lanjut, kerja sama dengan KETR melalui JMP dipilih karena rekam jejak perusahaan dalam proyek infrastruktur kabel laut di Indonesia.

Direktur KETR Dani Samsul Ependi menegaskan, pihaknya siap mendukung penuh proyek ini dan membuka peluang kerja sama lanjutan untuk pemeliharaan dan pembangunan SKKL lainnya di masa depan.

“Proyek ini memperluas cakupan serta kapasitas layanan kami ke rute internasional. Ini adalah batu loncatan untuk kerja sama yang lebih luas ke depan,” ujarnya.

(Dhera Arizona)

SHARE