INET Siap Rights Issue Rp3,2 Triliun, Porsi Waran Dikurangi
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) bakal menjalankan Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue jumbo.
IDXChannel - PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) bakal menjalankan Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue jumbo.
Perseroan berencana menerbitkan 12,8 miliar saham baru atau setara 57,14 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Harga pelaksanaan dipatok Rp250 dengan rasio 3:4, sehingga potensi dana yang masuk mencapai Rp3,2 triliun.
Seiring penerbitan rights, INET juga akan mengeluarkan waran. Dalam prospektus terbaru yang diterbitkan Selasa (23/12/2025), perseroan akan menerbitkan waran seri II maksimal 2,30 miliar dengan porsi 10,29 persen.
Angka ini lebih rendah daripada rencana sebelumnya sebanyak 3,07 miliar rights, setara 13,71 persen. Rasio waran juga berkurang dari 25:6 menjadi 50:9. Artinya dengan skema baru, setiap pemegang 50 saham baru akan mendapatkan 9 waran.
Perubahan ini berdampak pada dana yang berpotensi diraup INET melalui waran dari sebelumnya Rp921,6 miliar menjadi Rp691,2 miliar.
Terkait rights issue ini, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN) yang menguasai 60,62 persen saham INET akan bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer). Dengan kata lain, sisa rights yang tidak ditebus oleh pemegang saham akan diambil oleh pengendali.
Selain itu, AKUN yang memperoleh jatah 7,15 miliar rights akan mengikuti aksi korporasi ini dan menyiapkan dana sekitar Rp1,79 triliun.
Perseroan berencana menggunakan dana hasil rights issue sebesar Rp2,8 triliun untuk setoran modal kepada anak perusahaan, GPI dalam rangka pengembangan jaringan Fiber to the Home (FTTH) dengan teknologi Wi-Fi 7 di Bali dan Lombok. Adapun sisa Rp213 miliar untuk setoran modal kepada PFI yang digunakan sebagai pelunasan biaya Indefeasible Right of Use (IRU) jaringan kabel bawah laut.
Kemudian, Rp135 miliar lainnya untuk setoran modal kepada IAB untuk modal kerja pembangunan FTTH di Pulau Jawa. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Dalam prospektus terbaru, INET juga merilis jadwal PMHMETD di mana cum rights di pasar reguler dan negosiasi berakhir 2 Januari 2026. Pencatatan akan dilakukan pada 8 Januari 2026 seiring dengan awal perdagangan dan 22 Januari 2026 menjadi akhir perdagangan.
Sementara untuk waran, periode perdagangan perdana dilakukan pada 12 Januari 2026 dan akan kadaluwarsa pada 13 Juli 2028.
(Rahmat Fiansyah)