MARKET NEWS

Inflasi AS Melandai, Wall Street Dibuka Melonjak Tajam

Dinar Fitra Maghiszha 10/11/2022 23:59 WIB

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka melonjak tajam pada perdagangan Kamis (10/11) merespons penurunan inflasi periode Oktober 2022.

Inflasi AS Melandai, Wall Street Dibuka Melonjak Tajam (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka melonjak tajam pada perdagangan Kamis (10/11) merespons penurunan inflasi periode Oktober 2022.

Dow Jones Industrial Average menguat 2,52 persen menjadi 33.333,02, S&P 500 tumbuh 3,54 persen di 3.881,19 dan Nasdaq Composite melejit 4,73 persen di level 10.842,60.

Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Tesla, Amazon.com, dan Apple. Tiga top gainers ditempati oleh Caesars menguat 11,51 persen, SVB naik 12,51 persen, dan ServiceNow Inc tumbuh 11,39 persen, sedangkan top losers diduduki oleh Taperstry turun 3,99 persen, Altria merosot 2,17 persen, dan Kroger tertekan 1,30 persen.

Departemen Tenaga Kerja AS baru mencatat tingkat inflasi bulan lalu mencapai 7,7 persen year on year (yoy). Persentase itu jauh lebih rendah setelah sebelumnya naik pada September 2022 sebesar 8,2 persen.

Sedangkan inflasi inti yang tidak termasuk komponen energi dan pangan meningkat 6,3 persen yoy, sementara inflasi inti tingkat bulanan mencapai 0,3 persen mom, alias lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,6 persen.

"Laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan akan mendorong pasar," kata Art Hogan, seorang analis B. Riley Financial, dilansir Reuters, Kamis (10/11/2022).

Tingkat inflasi yang melandai membuat para pelaku pasar modal bakal menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap potensi laju kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat.

Saat ini, suku bunga The Fed berada di kisaran 3,75 persen-4,00 persen. Setelah pejabat Fed melangsungkan pertemuan pada pekan lalu, beberapa dari mereka memberi komentar yang menunjukkan ada potensi perlambatan tingkat suku bunga dalam rapat Fed berikutnya.

Namun, mereka juga mengisyaratkan bahwa puncak pengetatan Fed diperkirakan bisa lebih tinggi dari 4,6 persen, mengingat sebelumnya Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk membahas kapan bank sentral mungkin menghentikan laju suku bunga. (RRD)

SHARE