Ini Alasan Saham PGEO Melonjak, Masih Menarik untuk Jangka Panjang?
Saham PGEO menyentuh all time high setelah pengumuman pembagian dividen tambahan.
IDXChannel—Alasan saham PGEO melonjak salah satunya adalah dicipu oleh pembagian dividen sebesar USD100 juta, atau setara Rp1,48 triliun. Nilai ini termasuk dividen interim yang dibayarkan pada 27 Januari 2023 dan dividen tambahan yang akan dibagikan usai tanggal pencatatan.
Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama, pengumuman pembagian dividen ini menjadi sentimen positif jangka pendek terhadap pergerakan harga saham PGEO.
Sebagai tambahan informasi, besaran dividen yang disetujui dalam RUPTS PT Pertamina Geothermal Energy Tbk mencakup 78% dari perolehan laba bersih tahun buku 2022.
Seperti biasa, para investor umumnya akan melakukan aksi profit taking saat harga menyentuh all time high. Namun demikian, Nafan menilai PGEO bakal tetap dinilai menarik untuk investasi jangka panjang.
“Kinerja PGEO sejauh ini memang profitable, jika melihat kenaikan harga saham, biasanya investor mengakumulasi saham sebelum RUPTS dengan melihat adanya pembagian dividen,” tuturnya seperti yang dikutip IDXChannel, Rabu (7/6).
Pada Rabu (7/6), PGEO menyentuh harga tertingginya setelah pertama kali tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 24 Februari kemarin, yakni di level Rp925 per lembar saham. PGEO sempat bergerak di level Rp930, namun akhirnya ditutup pada Rp925 per saham.
Selain itu, RUPTS PGEO juga membahas pergantian direktur utama dan direktur operasi. Sebelumnya, dua jabatan tersebut diampu oleh Ahmad Yuniarto (eks Presiden Direktur PT Medco Cahaya Geothermal) dan Ahmad Yani.
RUPTS menyepakati Julfi Hadi sebagai direktur utama PGE untuk menggantikan Ahmad Yuniarto, sementara jabatan direktur operasi akan dipegang oleh Ahmad Yani.
Lebih lanjut, sepanjang tahun lalu, emiten energi ini membukukan laba bersih senilai USD127,32 juta, setara dengan Rp1,89 triliun. Perolehan ini meningkat 49,68% dari realisasi tahun 2021.
Dengan demikian, pendapatan usaha PGEO pun tercatat tumbuh, yakni sebesar 4,68% secara tahunan menjadi USD386,07 juta, atau setara dengan Rp5,74 triliun. Selama 2022, PGEO mencatatkan produksi uap dan listrik dari panas bumi sebesar 4.629,6 GWh.
Selain itu, PGEO juga sukses merealisasikan penghindaran emisi karbon hingga 3,87 juta ton CO2. PGEO adalah salah satu emiten yang bergerak di bidang energi terbarukan di Indonesia.
Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat dunia tentang perubahan iklim, banyak perusahaan yang mulai beralih ke energi hijau dengan memanfaatkan sumber daya non ekstraktif untuk kebutuhan listrik.
Lini usaha PGEO masuk dalam ranah energi terbarukan yang tak menggunakan komoditas pertambangan ekstraktif. Sehingga, PGEO memiliki potensi bisnis yang menarik secara jangka panjang.
Demikianlah ulasan singkat tentang dua alasan saham PGEO melonjak pada titik all time high-nya pada Rabu 7 Juni 2023. Sebagai pengingat, segala keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. (NKK)