Ini Deretan Emiten RI yang Go Internasional dan Bikin Bangga, Ada Koleksimu?
Dari ratusan emiten di BEI, ada banyak perseroan yang sudah berprestasi di kancah internasional. Intip siapa saja?
IDXChannel – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 877 emiten hingga saat ini. Terakhir, PT Nusantara Sejahtera Jaya Tbk (CNMA) resmi melantai di Bursa pada 2 Agustus 2023.
Dengan realisasi tersebut, kapitalisasi pasar Bursa mengalami kenaikan 0,82 persen menjadi Rp10.022 triliun pada periode 24-28 Juli 2023. Bahkan kapitalisasi Bursa sempat menyentuh rekor tertinggi Rp10.078 triliun pada 26 Juli ini.
Sebanyak 877 emiten tersebar menjadi penghuni papan perdagangan bursa efek, yakni Papan Utama, Papan Pengembangan, Papan Akselerasi, dan Papan Pemantauan Khusus.
Kinerja dan pergerakan harga saham ratusan emiten ini telah mengantarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level 6.852.84 pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (4/8).
Dari ratusan emiten di BEI, ada banyak perseroan yang sudah berprestasi di kancah internasional. Di antaranya adalah emiten yang dual listing atau tercatat di bursa dalam maupun luar negeri, serta masuk deretan perusahaan publik raksasa di dunia yang diukur dari penjualan, laba, aset, dan nilai pasar.
Berikut daftar emiten Indonesia yang go public atau melantai di Bursa luar negeri:
1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Selain tercatat di BEI, Telkom juga melantai di Bursa Saham New York (New York Stock Exchange/NYSE) dengan kode saham TLK sejak 14 November 1995. Itu berarti, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sudah merayakan 27 tahun pencatatan saham di NYSE.
Pencatatan saham di NYSE adalah tonggak sejarah penting dalam perjalanan induk usaha Telkomsel dan IndiHome itu. Telkom bisa dibilang satu-satunya emiten Indonesia yang sukses menembus bursa global NYSE dan masih tetap eksis sampai sekarang.
Pada perdagangan Jumat (4/8), saham TLK bertengger di harga USD24,06 per saham. Sementara saham TLKM di Indonesia ditutup bergerak melemah 0,81 persen ke level 3.690 . BUMN Telekomunikasi itu masuk dalam daftar saham bluechip dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp366 triliun, berdasarkan data BEI.
Posisi kapitalisasi pasar TLKM berada di peringkat kelima dari 10 top market cap. Posisinya berada di atas kapitalisasi pasar ASII, namun masih di bawah BMRI.
2. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam (ANTM)
Satu lagi emiten Indonesia yang go internasional adalah Antam. Emiten pertambangan logam itu selain tercatat di BEI mulai 1997, juga melantai di Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange/ASX) sejak 1999.
Saham Antam di ASX telah dicatatkan dalam full ASX listing sejak 2022. Saham dengan kode ATM tersebut diperdagangkan sebagai Chess Depository Interest (CDI). Satu CDI setara atau bisa diperdagangkan dengan lima saham seri B.
Saham Antam tercatat di ASX memiliki kapitalisasi pasar tercatat sebesar 5,28 miliar dolar Australia. Sedangkan saham ANTM di Tanah Air menguat ke level 2.020 pada penutupan perdagangan Jumat (4/8) dengan kapitalisasi pasar Rp48,54 triliun, dari data RTI Business.
3. PT Indosat Tbk (ISAT)
Mungkin banyak yang belum tahu kalau Indosat pernah mencatatkan sahamnya di NYSE pada 1994. Kepemilikan saham pemerintah saat itu 65 persen dan masyarakat 35 persen. Sekira 25 persen saham dilepas di Bursa Efek New York, sedangkan sisanya dilepas di Bursa saham Tanah Air.
Sayangnya, pada 24 Mei 2023, perseroan mengumumkan delisting dari NYSE. Direktur Utama ISAT, Alexander Rusli baru-baru ini mengatakan, resmi tak lagi mencatatkan ISAT di American Depository Receipts (ADR) NYSE karena dianggap sudah tidak efisien lagi dengan kondisi saat ini.
Delisting tersebut menurut Rusli juga sudah tidak sesuai dengan kinerja perseroan. Indosat melihat bursa saham Tanah Air sudah lebih baik dibanding sebelumnya.
"Dulu bursa di Indonesia sahamnya belum seperti sekarang, jadi kita memilih ke NYSE, kalau sekarang perdagangannya sudah lebih baik," terangnya.
Daftar emiten Indonesia yang masuk daftar Global 2000 World’s Largest Public Company versi Forbes:
1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Penjualan: USD13,16 miliar
Laba: USD3,45 miliar
Aset: USD119,84 miliar
Nilai pasar: USD53,79 miliar.
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Penjualan: USD10 miliar
Laba: USD2,72 miliar
Aset: USD120,8 miliar
Nilai pasar: USD32,58 miliar.
3. PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA)
Penjualan: USD6,71 miliar
Laba: USD2,93 miliar
Aset: USD88,15 miliar
Nilai pasar: USD75,6 miliar.
4. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Penjualan: USD9,83 miliar
Laba: USD1,4miliar
Aset: USD18,57miliar
Nilai pasar: USD28,15 miliar.
5. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI)
Penjualan: USD5,02 miliar
Laba: USD1,23 miliar
Aset: USD66,15 miliar
Nilai pasar: USD11,76 miliar.
6. PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
Penjualan: USD4,72miliar
Laba: USD2,18 miliar
Aset: USD3,94 miliar
Nilai pasar: USD46,96 miliar.
7. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Penjualan: USD8,13 miliar
Laba: USD2,5 miliar
Aset: USD10,78 miliar
Nilai pasar: USD5,93 miliar.
9. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
Penjualan: USD2,11 miliar
Laba: USD3,67 miliar
Aset: USD6,24 miliar
Nilai pasar: USD393 juta.
(FAY)