Ini Faktor yang Bikin IHSG Ditutup Menguat ke Level 6.144
IHSG ditutup menguat 103 poin (1,71%) di level 6.144,9 pada perdagangan awal pekan Senin (31/8/2021).
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 103 poin (1,71%) di level 6.144,9 pada perdagangan awal pekan Senin (31/8/2021).
Penutupan ini menandai indeks kembali masuk ke level 6100 an, setelah dua hari terakhir pada pekan lalu merosot. Indeks terpantau telah kembali ke fase positif baik dalam akumulasi sepekan, sebulan, hingga 3 bulan terakhir. Meskipun valuasi per 6 bulan indeks masih minus dua persen, tetapi secara year to date indeks masih menghijau (2,77%).
Sementara investor asing tercatat masih melakukan pembelian bersih sebesar Rp567,3 miliar (valuasi all market) dengan rincian Rp629,06 di pasar reguler dan penjualan bersih Rp61,68 miliar di pasar negosiasi-tunai.
Saat bel perdagangan berbunyi pada pagi tadi, indeks dibuka menguat di level 6.062,1 dan langsung melesat naik hingga sesi pertama selesai. Masuk sesi kedua, indeks kembali menunjukkan penguatannya hingga mencapai titik tertingginya mencapai 6.144,9 dan tanpa sekalipun terkoreksi di level terendah dari pembukaan hari ini.
VP Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Al Fatih mengatakan pergerakan indeks hari ini mendapat sejumlah sentimen baik dalam dan luar negeri. Perihal isu dalam negeri, Fatih menyebut pandemi terutama di ibukota, mulai terkontrol.
Kendati demikian, masih ada sejumlah isu eksternal yang patut diwaspadai. "Kalau dalam negeri barangkali pandemi di Jakarta semakin terkontrol, sementara mungkin pengaruhnya bukan hanya pengaruh lokal, karena kita lihat regional juga naik semua," kata Fatih dalam 2Nd Session Closing, Senin (30/8/2021).
Fatih meyakini isu tapering Federal Reserve (the Fed) masih menjadi momok pergerakan indeks. Dirinya optimis investor dapat mencermati langkah 'hati-hati' the Fed dalam persoalan aset negara dan suku bunga.
"Nah kemungkinan besar memang masalah the fed isu tapering di mana ini akan dilakukan secara bertahap dan seperti suku bunga akan dilakukan tahun depan, jadi sangat terkontrol maksudnya mereka juga akan belajar dari tapering yang sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, jadi mereka lebih berhati-hati," tukasnya.
Menurutnya, valuasi pergerakan indeks masih flat dalam beberapa pekan terakhir dan belum dapat ditebak. Untuk analisa teknikal, indeks dapat terus melaku jika dapat menembus level-level resisten seperti di 6.170 - 6.200.
"Kalau market kita memang sedikit lebih mahal dari regional, tapi kalau kita lihat dari pola transaksinya selama beberapa pekan ini memang masih flat dan belum begitu jelas arahnya ke mana tapi ada sedikit bias ke bullish, tapi akhirnya memang kalau analisa teknikal butuh konfirmasi apakah bisa menembus level2 tertentu di 6170-6200," ucapnya.
Fatih percaya bahwa emiten-emiten perbankan baik bank besar maupun digital mempengaruhi pergerakan indeks. "Secara teknikal banyak saham-saham yang berada di area support dan rebound seperti bank-bank besar, nah sedikit banyak akan berpengaruh ke IHSG. Terkait dengan bank-bank digital, aturan POJK masih menjadi sentimen pergerakan," pikirnya.
Untuk diketahui pada penutupan hari ini terdapat 316 emiten yang menguat, 197 melemah, dan 132 stagnan.
Berbagai indeks sektoral yang memicu penguatan indeks hari ini yaitu: industri (3,41%), infrastruktur (2,45%), industri dasar (2,39%), dan kesehatan (1,87%).
Sejumlah indeks lain juga terpantau bergerak positif seperti: MNC36 menguat (2,22%) di 292,4, JII naik (2,64%) di 542,8, dan LQ45 juga menanjak (2,51%) di posisi 866,9. Indeks di kawasan Asia juga dilaporkan kompak melesat seperti: N225 (0,54%) di 27.789,2, STI (0,67%) di 3.101,3, KOSPI (0,33%) di 3.144,1, dan HSI (0,07%) di 25.425,07.
(SANDY)