Ini yang akan Dilakukan BEI Terkait Rencana Pengembangan Bursa di 2022
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melaksanakan berbagai rencana terkait pengembangan Bursa di tahun depan.
IDXChannel - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melaksanakan berbagai rencana terkait pengembangan Bursa di tahun depan. Adapun hal tersebut terdapat dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2022.
Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, dalam RKAT tersebut pihaknya mencanangkan tidak kurang dari 42 rencana kerja sebagai rencana kerja unggulan untuk Bursa selama tahun 2022.
Dia menyebut, sembilan rencana kerja diantaranya merupakan rencana kerja yang dikelompokan sebagai rencana kerja atau inisiatif strategis. Lalu, sembilan lainnya rencana kerja yang terkait langsung dengan agenda-agenda dalam masterplan lima tahun rencana pengembangan bisnis BEI dalam kurun waktu 2021-2025.
"Lalu, 24 lainnya rencana kerja yang akan melakukan penyempurnaan untuk fungsi dan kegiatan operasional BEI," ujar Hasan dalam video conference, Rabu (27/10/2021).
Hasan menjelaskan, sembilan rencana kerja atau inisiatif strategis, pertama pihaknya akan kembali melakukan enhancement terhadap SPPA (Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif) sejak 2019 lalu diluncurkan dan di 2020 animonya ternyata terus membaik.
"Bahkan per hari ini kita sudah mencatat rata-rata transaksi sudah di atas Rp1 triliun sampai Rp2 triliun per hari," kata dia.
Rencana kedua, yaitu XBRL enhancement dan taksonomi maintenance, dimana BEI akan kembali meningkatkan kemampuan untuk mengadopsi standar XBRL yang sekarang telah diimplementasikan. Rencana ketiga, Hasan menyebut ada inisiatif terbaru yaitu pihaknya sudah mulai melakukan inisiatif untuk pengembangan carbon trading, perdagangan nilai emisi karbon.
"Ini juga inisiatif yang kita canangkan untuk mendukung agenda pemerintah dimana mungkin mulai tahun depan akan ada nilai ekonomi karbon yang diimplementasikan dengan salah satu unsurnya perdagangan karbon," ucapnya.
Rencana keempat, pembaruan aplikasi Centeralize Trading Platform (CTP). Kelima, pengembangan papan pemantauan khusus yang tahun ini baru dicanangkan dalam bentuk notasi untuk efek dalam pemantauan khusus dan diharapkan tahun depan sudah ada papannya.
Lalu, keenam, pengembangan kembali e-IPO, ketujuh, pengembangan lanjutan untuk decision support system (DSS), kedelapan, enhancement notasi khusus.
"Kesembilan, pengembangan papan baru, new economy yang nantinya akan menyongsong kelompok perusahaan tercatat yang mungkin akan masuk dalam kategori baru yaitu new economy," ujarnya.
Terkait indeks baru, BEI menargetkan akan adanya tematis indeks yang kemungkinan menjadi target berikutnya, dimana BEI akan terus melakukan tambahan alternatif pilihan untuk indeks di area tema syariah dan juga tema yang sekarang sedang menjadi tren yaitu ESG atau Sustainable Index.
"Kami sedang dalam pembahasan final dengan teman-teman di Yayasan KEHATI yang mudah-mudahan dalam waktu dekat kita akan menerbitkan bersama mereka satu atau dua indeks ESG baru. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan kita luncurkan kembali," katanya.
"Kemudian, kelompok indeks lain yang sedang dalam pengembangan yaitu factor index. kita tahu kita sudah punya value, growth index, nah ada beberapa sektor indeks lain yang mengupas kinerja perusahaan tercatat yang kita kemudian lakukan perhitungan rasio-rasionya yang mungkin akan kita luncurkan indeks barunya," sambungnya. (NDA)