Inilah Tujuan Emiten Melakukan Stock Split dan Reverse Stock
Apa kira-kira tujuan emiten melakukan Stock Split dan Reverse Stock? Tentunya lewat artikel ini akan menjelaskan bagaimana sejumlah perusahaan melakukannya.
IDXChannel - Apa kira-kira tujuan emiten melakukan Stock Split dan Reverse Stock? Tentunya lewat artikel ini akan menjelaskan bagaimana sejumlah perusahaan melakukannya.
Stock Split dan Reverse Stock merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam saham. Keduanya merupakan hal yang berbeda dalam trading saham.
Lantas apa tujuan emiten melakukan Stock Split dan Reverse Stock? Simak penjelasan yang dihimpun kami dari berbagai sumber tepercaya.
Apa itu Stock Split
Stock Split adalah upaya perusahaan melakukan pemecahan sahamnya. Tujuannya tidak lain untuk merubah nilai kapitalisasi dari saham itu.
Tujuan Emiten Melakukan Stock Split
Seperti dijelaskan di atas, tujuan utama dilakukannya stock split sendiri bukanlah untuk meningkatkan nilai kapitalisasi pasar, melainkan untuk menurunkan harga saham per lembarnya, sehingga harga saham jadi lebih terjangkau tanpa harus kehilangan nilai atau value-nya.
Melalui penurunan harga saham per lembar, maka harga saham akan lebih terjangkau. Investor kemudian akan tertarik dan lebih luas memilih saham tersebut sebagai aset investasi. Selain itu dengan penurunan demikian, akan meningkatkan likuiditas dari saham perusahaan tersebut.
Pro dan Kontra Stock Split
Tentunya dalam tindakan itu selalu ada pro dan kontra. Simak berikut ini ulasan mengenai pro dan kontra terkait stock split.
Pro Stock Split
1. Harga Saham Lebih Terjangkau
Stock-split merupakan tindakan perusahaan yang ditunggu-tunggu oleh para investor yang ingin memiliki saham, namun harganya tidak pas di kantong.
Sebagai contoh, keputusan Apple untuk melakukan stock-split membuat lebih banyak orang bisa membeli sahamnya. Bayangkan saja, jika tidak dilakukan stock-split, harga saham Apple per lembar bisa mencapai USD700.
Inilah Tujuan Emiten Melakukan Stock Split dan Reverse Stock. (FOTO : MNC MEDIA)
2. Meningkatkan Likuiditas
Adanya Stock Split akan meningkatkan likuiditas saham dan mengalami peningkatan. Saham dengan likuiditas tinggi merupakan tipe saham yang banyak diincar dan begitu laris di kalangan pada investor.
Saham-saham yang tergolong sebagai saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar termasuk ke dalam saham dengan likuiditas tinggi.
Kontra Stock Split
1. Memicu Volatilitas Pasar
Sedangkan untuk kontranya, stock-split yang berimbas pada perubahan harga saham, akan bisa memicu terjadinya volatilitas pasar.
Volatilitas merujuk pada situasi di mana kondisi pasar sama sekali tidak diprediksi, ditandai dengan perubahan harga yang terjadi dengan begitu cepat alias tidak stabil.
2. Tidak Menambah Nilai Saham
Stock-split dianggap tidak perlu untuk dilakukan disebabkan karena tidak menambah nilai keseluruhan dari saham tersebut, setidaknya dalam jangka waktu pendek.
Namun, jika sekiranya stock-split memang berhasil menarik minat investor untuk melakukan investasi, maka bisa saja nilai saham mengalami peningkatan dalam jangka waktu panjang.
Apa itu Reverse Stock
Hal tak jauh berbeda dengan reverse stock, yang merupakan upaya pemecahan saham terbalik adalah jenis aksi korporasi yang mengkonsolidasikan jumlah saham yang ada menjadi saham yang lebih sedikit (harga lebih tinggi).
Tujuan Emiten Melakukan Reverse Stock
Reverse stock split membagi jumlah total saham yang ada dengan angka seperti lima atau sepuluh, yang kemudian akan disebut reverse split 1-untuk-5 atau 1-untuk-10.
Pemecahan saham terbalik juga dikenal sebagai konsolidasi saham, penggabungan saham, atau pengembalian saham dan merupakan kebalikan dari pemecahan saham, di mana satu saham dibagi (dipecah) menjadi beberapa bagian.
Keuntungan
Tentunya ada beberapa alasan mengapa diperlukannya Reverse Stock, yaitu harga saham mungkin jatuh ke rekor terendah, yang mungkin membuatnya rentan terhadap tekanan pasar lebih lanjut dan perkembangan tak diinginkan lainnya, seperti kegagalan memenuhi persyaratan daftar bursa.
Pertukaran umumnya menentukan harga penawaran minimum untuk saham yang akan dicatatkan.
Jika saham jatuh di bawah harga penawaran ini dan tetap lebih rendah dari tingkat ambang batas tersebut selama periode tertentu, itu berisiko dihapuskan dari bursa.
Kekurangan
Umumnya, reverse stock split tidak dirasakan secara positif oleh pelaku pasar. Ini menunjukkan bahwa harga saham telah turun ke bawah dan bahwa manajemen perusahaan berusaha untuk menaikkan harga secara artifisial tanpa proposisi bisnis yang nyata.
Selain itu, likuiditas saham juga dapat berkurang dengan jumlah saham yang berkurang di pasar terbuka.
Itulah penjelasan tujuan emiten melakukan Stock Split dan Reverse Stock. Semoga informasi ini berguna bagi Anda dan menambah wawasan Anda. (MYY)