MARKET NEWS

INKP hingga PMMP Berpotensi Untung saat Dolar Melambung

Maulina Ulfa - Riset 30/10/2023 12:22 WIB

Rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan, Senin (30/10/2023).

INKP hingga PMMP Berpotensi Untung saat Dolar Melambung. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan, Senin (30/10/2023). Mata uang Garuda kali ini bertengger di level Rp 15.919 per USD atau menguat 0,09 persen per pukul 11.41 WIB.

Namun, posisi saat ini masih menempatkan rupiah dalam posisi terlemah sejak awal tahun. Pelemahan rupiah melanjutkan tren setelah pekan lalu semakin terpuruk mencapai Rp15.946 per USD di pasar spot pada Jumat (27/10).

Mata uang Garuda terus mengalami tren pelemahan 8,17 persen dalam enam bulan. Sementara secara year to date (YTD), rupiah telah terdepresiasi 2,12 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sebelumnya, rupiah sempat sempat mendapatkan ‘obat kuat’ berupa kenaikan suku bunga 25 basis points (bps) menjadi 6 persen oleh Bank Indonesia (BI).

Namun, obat kuat mata uang Garuda ini nampaknya masih belum bekerja maksimal.

Sementara indeks dolar (DXY) yang melacak sejumlah mata uang hari ini bergerak sideways di level 106,58. Indeks dolar ini telah menguat 4,64 persen dalam enam bulan terakhir dan secara YTD menguat hampir 3 persen.

Kenaikan dolar ini membuat khawatir aktivitas bisnis, terutama yang melibatkan perdagangan internasional yang mengandalkan dolar sebagai nilai tukar.

Emiten yang Berpotensi Untung

Dari Tanah Air, perusahaan yang memiliki orientasi ekspor bisa ketiban berkah dengan menguatnya dolar. Ini karena hasil ekspor yang akan didapatkan berbentuk mata uang dolar. Jika dolar menguat, maka pendapatan dalam rupiah akan meningkat.

Beberapa emiten yang bisa ketiban berkah dari penguatan dolar di antaranya seperti PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP). INKP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produsen kertas di mana hasil produksinya mayoritas di ekspor.

Melansir Stockbit Sekuritas (30/10), dalam waktu dekat, INKP bisa diuntungkan dari pelemahan rupiah karena memiliki pendapatan berbasis dolar.

INKP juga bisa ketiban kenaikan harga pulp alias bubur kertas yang sudah naik 16,3 persen dari level terendah USD475 per ton ke level USD552 per ton.

Kinerja saham INKP hari ini bergerak merah 3,5 persen menjelang akhir perdagangan sesi pertama. Secara YTD, kinerja INKP moncer 10,6 persen.

INKP juga membukukan laba bersih pada kuartal dua (Q2) 2023 turun sebesar USD268,49 juta per 30 Juni 2023. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 sebesar USD395,23 juta.

Tak hanya INKP, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. (PMMP) perusahaan yang terafiliasi dengan putra presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, juga berpotensi mendapat untung dari penguatan dolar. PMMP juga berencana memperluas cakupan ekspor hingga ke Uni Eropa.

Saham PMMP hari ini bergerak turun 2,78 persen pada perdagangan sesi I. Secara YTD, saham PMMP juga anjlok 14,63 persen.

PMMP membukukan laba tahun berjalan mencapai USD3 juta pada Q2 tahun ini per 30 Juni 2023. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD6,46 juta.

Biasanya perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor juga melakukan hedging melalui sebuah perjanjian antara korporasi dan perbankan yang menyepakati untuk membeli atau menjual mata uang asing di masa depan dengan kurs yang telah ditetapkan.

Hedging adalah strategi untuk membatasi atau melindungi dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan. 

Beberapa emiten komoditas juga bisa kecipratan kenaikan dolar. Sebut saja emiten energi seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), hingga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang memperdagangkan barang produksi mereka dengan mata uang dolar.

Beberapa perusahaan konsumer dengan basis ekspor kuat seperti PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Kino Indonesia Tbk. (KINO), hingga PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga berpeluang memperoleh dampak positif penguatan dolar.

Ini karena beberapa emiten ini juga memasarkan produk mereka di pasar global. (ADF)

SHARE