Intiland Masih Merugi, Lo Kheng Hong Ungkap Alasan Borong Saham DILD
Investor kenamaan Lo Kheng Hong (LKH) baru saja tercatat ke dalam daftar pemilik saham di atas 5% emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD).
IDXChannel – Investor kenamaan Lo Kheng Hong (LKH) baru saja tercatat ke dalam daftar pemilik saham di atas 5% emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD). Masih merugi per kuartal I 2022, apa yang membuat LKH menambah kepemilikan saham di emiten ini?
Berdasarkan laporan keuangan DILD yang dirilis di website Bursa Efek Indonesia (BEI), DILD menanggung rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp72,70 miliar pada 3 bulan pertama 2022.
Raihan tersebut berbanding terbalik dengan perolehan laba bersih Rp3,25 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Ini merupakan rugi kuartal I DILD pertama kali, setidaknya selama periode 2008-2022.
Pendapatan DILD sendiri hanya tumbuh 2,15% secara tahunan (yoy) menjadi Rp562,47 miliar pada triwulan pertama 2022.
Pertumbuhan pendapatan yang mini tersebut tergerus signifikan lantaran membengkaknya beban pokok penjualan dan pendapatan yang mencapai 20,04% atawa sebesar Rp352,34 miliar.
Dari laporan neraca, total liabilitas perusahaan mencapai Rp10,65 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari modal (ekuitas) sebesar Rp5,92 triliun per 31 Maret 2022.
Alhasil, rasio total liabilitas dibandingkan ekuitas DILD mencapai 2,07. Angka tersebut lebih tinggi tinimbang rerata industri 0,60 kali.
Di samping itu, arus kas operasi perusahaan minus Rp236,83 miliar per 31 Maret 2022. Padahal, arus kas operasi per 31 Maret 2021 positif, yakni Rp210,18 miliar.
Kas dan setara kas perusahaan juga turun menjadi Rp1,45 triliun per 31 Maret 2022 dari sebesar Rp1,75 triliun pada 31 Desember 2021. Namun, angka tersebut masih dalam posisi stabil setidaknya sejak akhir 2019.
Menyoal valuasi, rasio harga saham dibandingkan dengan nilai buku (PBV) DILD 0,41 kali, lebih murah atawa rendah dibandingkan rerata PBV industri yang sebesar 0,83 kali.
Sementara, rasio harga saham dibandingkan dengan laba per saham (PER) DILD tidak bisa dikalkulasi lantaran perusahaan sedang merugi pada kuartal I ini.
Kemudian, kinerja saham DILD mengalami lompatan tinggi sejak 11 Agustus pekan lalu ketika ditutup melonjak 30,87%. Sepekan ini, saham DILD sudah melejit 37,84% ke Rp204/saham per penutupan sesi I, Selasa (16/8).
Sebelum melambung, saham DILD cenderung sideways selama tahun ini.
Namun, kalau melihat dalam horizon waktu yang lebih luas, saham DILD masih dalam tren penurunan setelah sempat menyentuh Rp685/saham pada April 2015.
Lo Kheng Hong Buka Suara
Dihubungi IDXChannel lewat aplikasi bertukar pesan terkait alasan menambah kepemilikan saham di DILD, Lo Kheng Hong mengungkapkan, Intiland memiliki portofolio properti yang banyak sembari mengirimkan sejumlah foto aset properti miliki Intiland.
“DILD propertinya banyak,” jelas Pak Lo, demikian sapaan akrab Lo Kheng Hong, saat dihubungi IDXChannel, pada Selasa (16/8).
Sembari mengirimkan foto, Lo Kheng Hong menyebut, “[Ini] South Quarter milik Intiland di [Jalan] TB Simatupang”.
Dikutip dari website resmi perusahaan, South Quarter adalah kawasan mixed-use seluas 7,9 hektar di Jakarta Selatan. Kawasan tersebut menawarkan fasilitas perkantoran, ritel, dan tempat tinggal.
Saat ini, Intiland sendiri memiliki proyek properti di wilayah Jakarta & sekitarnya serta Surabaya & sekitarnya.
Menurut materi public expose Intiland, perusahaan melakukan empat diversifikasi proyek, yakni proyek mixed use & high rise, kawasan perusahaan, kawasan industri, dan properti investasi.
Rinciannya, proyek mixed use & high rise di Jakarta mencapai 9 unit, dengan 3 proyek dalam konstruksi dan 3 dalam perencanaan.
Kemudian, di Surabaya (termasuk 1 proyek di Batang, Jawa Tengah), proyek mixed use & high rise Intiland sebanyak 8 unit, dengan 2 proyek masih dalam tahap perencanaan.
Selanjutnya, kawasan perusahaan sebanyak 8 proyek di Jakarta dan 3 di Surabaya.
Selain itu, kawasan industri Aeropolis Technopark di Tangerang, dan dua di sekitaran Surabaya dan Batang.
Intiland juga memiliki sejumlah proyek properti investasi, masing-masing 5 di Jakarta (satu masih dalam perencanaan) dan 5 di Surabaya.
Untuk menyebut beberapa, Intiland Tower Jakarta dan Intiland Tower Surabaya.
Apabila ketiga jenis proyek yang disebut pertama merupakan pendapatan pengembangan DILD, proyek properti investasi merupakan pendapatan berulang perusahaan.
Merespons pertanyaan soal apakah portofolio properti Intiland di atas bisa menopang kinerja keuangan perusahaan untuk menjadi laba setidaknya tahun ini, LKH menjawab singkat, “Semoga.”
Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang dirilis di website BEI, Senin sore (15/8/2022), Lo Kheng Hong tercatat memiliki 651.416.700 saham DILD atau 6,28% per 12 Agustus 2022.
Sebelumnya, pada 11 Agustus 2022, nama LKH belum tercatat di data pemegang saham di atas 5% KSEI.
Seiring dengan masuknya nama dalam daftar di atas, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia mengurangi kepemilikan saham menjadi 13,49% per 12 Agustus 2022, dari hari sebelumnya 14,82%.
Dengan ini, DILD menambah daftar deretan saham koleksi LKH, terutama yang di atas 5%.
Asal tahu saja, selain DILD, pria yang dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut memiliki sejumlah saham dengan kepemilikan di atas 5%, seperti PT Global Mediacom Tbk(BMTR), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), dan PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN).
Selain di atas 5%, LKH juga memiliki saham dengan kepemilikan di bawah 5%, seperti emiten batu bara PT ABM Investama Tbk (ABMM) yang sebesar 3,107% dan emiten jasa keuangan grup Panin PT Panin Financial Tbk (PNLF) 3,24%. (ADF)
(ADF)