Intip Deretan Taipan RI yang Punya Saham di Pasar Modal Indonesia
Harta para taipan Indonesia yang memiliki saham di pasar modal terus bertambah seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi covid.
IDXChannel - Harta para taipan Indonesia yang memiliki saham di pasar modal terus bertambah seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi covid.
Kali ini, IDXChannel akan membahas beberapa taipan Indonesia yang hartanya bisa disandingkan dengan konglomerat dunia.
Berikut deretan taipan yang memiliki saham di pasar modal seperti dikutip dari Forbes Kamis (31/8/2023), siapa saja?
1. Budi Hartono
Budi Hartono merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Ia pemilik perusahaan Djarum yang merupakan salah satu perusahaan rokok raksasa di Indonesia. Bukan hanya itu, ia juga memiliki bisnis di beberapa sektor, mulai dari elektronik, industri digital, hingga properti.
Melalui Djarum Grup, Budi Hartono mulai mengembangkan bisnisnya di bidang elektronik, yaitu Polytron. Tidak berhenti di situ, ia merambah ke bisnis media komunikasi melalui Djarum Media dengan nama Djarum Super Soccer TV dan melalui Polytron dengan nama Mola TV.
Adapun penyumbang terbesar yang menjadikan Budi Hartono dan kakaknya menjadi orang terkaya di Indonesia, adalah ketika mereka berdua memegang saham utama PT. Bank Central Asia (BCA). Tercatat, mereka mengendalikan 51 persen total saham.
Sedangkan dalam sektor properti, banyak proyek yang dijalankan di bawah kendali CEO Djarum ini. Salah satu proyek terbesar mereka adalah mega proyek Grand Indonesia.
Hartono bersaudara, yaitu Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2022. Jumlah harta kekayaannya mencapai USD47,7 miliar atau setara Rp 707,48 triliun (kurs Rp 14.832). Budi Hartono sendiri memiliki harta senilai USD 26,5 miliar (Rp 393 triliun), sedangkan sang kakak, Michael Hartono tercatat menyimpan harta USD 25,3 miliar (Rp 375 triliun).2. Low Tuck Kwong
Kekayaan konglomerat batu bara ini berhasil meningkat pesat beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan data Forbes terbaru 2023, kekayaan Low Tuck Kwong meningkat signifikan menjadi USD25,5 miliar dari sebelumnya hanya sebanyak USD3,7 miliar pada 2022. Dengan kekayaan bersihnya tersebut, Low Tuck Kwong pun menjadi orang terkaya di RI saat ini.
Melansir iNews, Adapun sumber kekayaan Low Tuck Kwong berasal dari emiten batu bara yang dimilikinya, yakni Bayan Resources. Selain sebagai pendiri dan CEO, Low Tuck juga pemegang saham mayoritas emiten tersebut, dengan kepemilikan mencapai 60,93 persen saham.
Sebelum menjadi pengusaha batu bara, Low Tuck bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya di Singapura. Saat pindah ke Indonesia, dia mendirikan perusahaan konstruksi di Jakarta.
Saat awal bekerja di Indonesia, dia sempat bekerja sama dengan Grup Salim dan Pembangunan Jaya. Setelah itu, pada akhir 1987, dia memutuskan memasuki bisnis kontraktor batu bara.
Dari usaha itu, dia akhirnya membeli tambang batu bara dan mendirikan Bayan Resources pada 2004. Low menegaskan, akan tetap fokus pada bisnis batu bara. Perusahaannya juga telah membangun banyak infrastruktur di Kalimantan Timur untuk menggali dan mengangkut jutaan ton batu bara.
3. Keluarga Widjaja
Kekayaan keluarga Widjaja mencapai 9,7 miliar dolar AS atau setara Rp139,54 triliun.
Mengutip Forbes, keluarga Widjaja mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019 pada usia 98 tahun. Eka Tjipta Widjaja merupakan imigran China yang datang ke Indonesia pada 1932 dan memulai usahanya dengan menjual biskuit saat remaja di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dia pun membangun CV Sinar Mas. Sinar Mas Group pun berkembang menjadi salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia, yang bergerak di berbagai sektor, seperti pulp dan kertas, agribisnis dan food, keuangan, developer dan real estate, telekomunikasi, energi dan infrastruktur, serta kesehatan dan pendidikan.
Eka Tjipta tercatat memiliki perusahaan penghasil kelapa sawit terbesar dunia, Golden Agri-Resources, dengan kepemilikan saham mayoritas. Dia juga menguasai mayoritas saham Sinar Mas Multiartha.
Selain itu, juga memiliki bisnis yang bergerak di bidang properti, yakni Sinarmas Land, Bumi Serpong Damai, Duta Pertiwi, Indah Kiat Pulp & Paper dan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, serta pembangkit tenaga listrik, tambang batu bara, dan telekomunikasi melalui Smartfren Telecom. Perusahaan properti yang dimilikinya menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
Sementara sejumlah perusahaan Sinar Mas Group sebagian mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tersebut, di antaranya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSA), PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI).
Di samping itu, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Smart Tbk (SMAR), dan PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA), dan PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Sejumlah perusahaan tersebut kini dijalankan oleh putra-putranya.
4. Sri Prakash Lohia
Sri Prakash Lohia merupakan penggerak dari emiten PT Indorama Synthetics Tbk (INDR). Pada tahun 2021, Emiten INDR mengakuisisi mayoritas saham PT Cikondang Kancana Prima, perusahaan tambang dan pengolahan emas di Cianjur, Jawa Barat.
Sri Prakash Lohia merupakan warga negara Indonesia yang lahir di India dan sekarang menetap di London. Pada 2022, Sri Prakash naik peringkat jadi peringkat ke-4 dengan catatan kekayaan sebesar USD6,4 miliar atau setara dengan Rp91,5 triliun.5. Anthony Salim
Pria berharta Rp116,25 triliun ini diketahui merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Bahkan majalah Forbes pada tahun lalu mencatatkan dirinya sebagai 50 orang terkaya di Indonesia.
Lantas apa saja perusahaan yang ternyata milik Anthony Salim? Pertama, Salim Group. Salim juga memiliki bisnis perkebunan sawit yang terintegrasi sebagai pengolahan minyak. Bahkan, Salim Group memiliki perusahaan yang memproduksi minyak goreng yaitu PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Lalu Indofood, Salim Group cenderung memiliki bisnis dari hulu ke hilir. Salim Group pun sukses mendirikan PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai perusahaan induk.
Indofood merupakan perusahaan yang khusus bergerak dalam industri pengolahan makanan. Perusahaan ini mengklasifikasikan bisnisnya dalam lima segmen yakni produk konsumen bermerek, bogasari, agrobisnis, distribusi serta budi daya dan pengolahan sayuran.
Indofood bisa dibilang perusahaan yang stabil. Mayoritas segmennya bahkan mengalami peningkatan penjualan meski di masa pandemi. Hanya Bogasari yang tertekan 3,53% yoy menjadi Rp16,66 triliun berdasarkan data tahun 2020.
Kemudian, Salim Group juga memiliki bisnis di bidang roti melalui PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang memproduksi brand Sari Roti.
Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1995 dan mencatat penjualan relatif tinggi. Distribusi Sari Roti sangat tinggi karena produk ini memiliki masa kadaluarsa yang relatif cepat yaitu hanya seminggu.
Selanjutnya, Indomaret. Salim Group melebarkan sayapnya di bisnis waralaba bernama Indomaret Group sejak tahun 1998.
Kini, Indomaret telah memiliki 28 kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Gerainya pun sudah mencapai 16.336 gerai yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Prajogo Pangestu punya harta kekayaan USD5,4 miliar atau setara Rp77,2 triliun di 2022. Pria yang kelahiran 13 Mei 1944 di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat ini terkenal sebagai pemilik perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan dan sumber daya alam.
Pria bernama tionghoa Phang Djoem Phen ini pemegang perusahaan induk bernama Barito Pacific (BRPT).
Melansir Okezone, melalui Barito Pacific, Prajogo mengakuisisi 70% kepemilikan saham perusahaan Petrokimia Chandra Asri guna memperluas bisnisnya ke bidang pertambangan, petrokimia, properti, dan perkebunan.
Selain perusahaan Petrokimia tersebut, ada banyak perusahaan lain yang ternyata milik Prajogo Pangestu. Ini dilakukan melalui akuisisi perusahaan induk miliknya.
Prajogo memiliki Perusahaan Tri Polyta Indonesia. Produsen petrokimia terintegrasi di Indonesia menjadi bagian dari Barito Pacific yang diakuisisi pada 2008 silam. Prajogo diketahui mengakuisisi 64,55 persen saham perusahaan ini senilai Rp1,07 triliun.
Siapa sangka, selang dua tahun Petrokimia Chandra Asri merger dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi Chandra Asri Petrochemical (TPIA).
Dia juga memiliki Star Energy Group Holdings Pte Ltd. Perusahaan produsen panas bumi yang didirikan sejak 2012 ini juga menjadi bagian dari Barito Pacific.
Pada 2018, saham yang diakuisisi untuk perusahaan ini mencapai 66,67 persen. Awal 2022, perusahaan ini menjadi sepenuhnya milik Prajogo melalui Green Era setelah menambah porsi saham sebesar 33,33 persen.7. Hermanto Tanoko beserta keluarganya
Dikutip dari idxchannel.com dengan judul "PEVE Terbang di Debut, Intip Kinerja Saham Taipan Hermanto Tanoko Lainnya", Hermanto merupakan crazy rich yang menempati peringkat 50 besar orang terkaya di Tanah Air.
Forbes mencatat, per 12 Juli 2022, Hermanto Tanoko dan keluarganya memiliki kekayaan yang mencapai USD3,65 miliar atau setara dengan Rp54,38 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.899/USD).
Di samping itu, Hermanto Tanoko juga memiliki sejumlah emiten yang tercatat di bursa Tanah Air. Adapun, emiten tersebut bergerak di bidang bisnis properti, perhotelan, industri makanan dan minuman, hingga ritel.
Tercatat, Hermanto Tanoko mengendalikan emiten cat, yakni PT Avia Avian Tbk (AVIA) dan perusahaan air minum dalam kemasan bermerek Cleo, yaitu PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO).
Tak hanya itu, Hermanto Tanoko juga menguasai perusahaan properti, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE), perusahaan keramik PT Cahyaputra Asa Keramik Tbk (CAKK), dan perusahaan ritel PT Mega Perintis Tbk (ZONE).
Selain emiten yang telah disebutkan di atas, Hermanto Tanoko juga merupakan pemilik PT Caturkada Depo Bangunan Tbk (DEPO), yang menaungi Depo Bangunan, yakni supermarket bahan bangunan.
8. Alexander Tedja
Kisah sukses Alexander menarik untuk dibahas. Dia dikenal sebagai pengusaha properti dan mal di Indonesia melalui Pakuwon Group.
Menurut data Forbes, harta kekayaan Alexander mencapai 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp17,99 triliun. Alexander sempat menduduki peringkat 27 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2020.
Dikutip dari iNews Rabu, dia memulai karier di bidang perfilman dengan PT ISAE Film sejak 1972, PT Pan Asiatic Film sejak 1991, dan PT Menara Mitra Cinema Corp sejak 1977. Kisah sukses Alexander Tedja dimulai ketika dia merambah bisnis properti dengan mendirikan Pakuwon Jati, perusahaan pengembang real estate dan mal pada tahun 1982. Saat memulai Pakuwon Jati, dia membeli sebidang tanah di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya dan memulai proyek Plaza Tunjungan I.
Proyek Plaza Tunjungan terus berlanjut dengan dibangunnya Plaza Tunjungan II dan III, Sheraton Surabaya Hotel & Tower, Menara Mandiri, Kondominium Regensi hingga Plaza Tunjungan IV.
Secara bertahap, proyek ini menjadi superblok pertama di kota Surabaya, superblok Tunjungan City. Tahun 1994, dia mulai mengembangkan kawasan hunian di Surabaya yakni Pakuwon City.
Setelah beberapa waktu mengelola bisnis di Surabaya, ia memutuskan untuk berekspansi ke wilayah Ibu Kota. Dia memulai dengan mengakuisisi 83,3 persen saham PT Artisan Wahyu, pengembang superblok Gandaria City, Jakarta.
Selanjutnya, Pakuwon Group juga membangun Kota Kasablanka yang berada di daerah perluasan Rasuna Said, Kuningan, yang juga termasuk Central Business District (CBD) Jakarta, dan membangun properti multifungsi di atas lahan seluas 4,2 hektar di koridor TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Bisnisnya terus berlanjut, melalui anak perusahaan Pakuwon Jati, PT Pakuwon Permai, dia juga mengembangkan superblok Supermal Pakuwon Indah, pusat belanja Royal Plaza yang keduanya berlokasi di Surabaya, kemudian mengembangkan pusat belanja Blok M Plaza dan apartemen servis Somerset Berlian yang berlokasi di Jakarta
Djoko Susanto seorang pendiri Alfamidi yang masuk kedalam kategori 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Alfamidi pertama kali berdiri pada 28 Juni 2007 di bawah naungan PT Midimart Utama (MiDi) dan PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk.
Meskipun masih dalam satu manajemen dengan Alfamart, kendati demikian Alfamidi memiliki perbedaan dan ciri khas yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari ukuran toko yang lebih besar dibanding Alfamart.
Alfamidi sendiri memiliki rata-rata luas mulai dari 200 hingga 400 meter persegi. Adapun gerai Alfamidi pertama berlokasi di Jalan Garuda , Jakarta Pusat. Adapun perbedaan lainnya dari kedua toko retail tersebut yakni dari jumlah produk.
Alfamidi cenderung lebih lengkap dan produk yang dijual juga memiliki stok lebih banyak. Sedangkan gerai Alfamart lebih terbatas. Sosok pendiri Alfamidi yakni Djoko Susanto merupakan CEO dari PT SUmber Alfaria Trijaya Tbk.
Djoko memiliki kekayaan mencapai lebih dari USD1,9 miliar atau lebih dari Rp27, 3 triliun dan menjadikannya sebagai orang terkaya ke-9 versi Forbes.
Boenjamin Setiawan atau biasa dikenal dengan sebutan dr. Boen, seorang dokter yang juga pendiri PT.Kalbe Farma.
Boenjamin masih menjadi sosok dokter paling tajir di Indonesia hingga saat ini. Kekayaannya dilaporkan mencapai USD4,8 miliar atau Rp71,6 triliun (kurs Rp14.916).
Nama Boenjamin Setiawan masuk dalam daftar orang terkaya Forbes. Meski telah meninggal dunia pada 4 April 2023 lalu di usia 90 tahun, namanya masih berada di posisi ke-8 dalam daftar ini.
Boenjamin Setiawan bersama saudara-saudaranya yakni Khouw Lip Keng, Kliouw Lip Bing, dan Khouw Lip Swan, dan seorang teman yang berlatar belakang farmakologi bernama Jan Tan saling bekerja sama untuk memulai bisnis farmasi ini.
Bisnis yang dirintisnya di sebuah garasi depan rumahnya itu pun berhasil berkembang pesat. Bahkan, Kalbe Farma berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1991.
Per Juni 2022, perusahaan farmasi milik Boenjamin Setiawan ini tercatat telah memiliki aset hingga mencapai Rp25,26 triliun.
(SAN)