Intip Sejarah Saham TOWR, Aksi Korporasi Hingga Laporan Keuangannya
Sejarah Saham TOWR (PT Sarana Menara Nusantara Tbk) dimulai pada tanggal 25 Februari 2010, saat TOWR memperoleh Pernyataan Efektif dari BAPEPAM-LK.
IDXChannel - Sejarah Saham TOWR (PT Sarana Menara Nusantara Tbk) dimulai pada tanggal 25 Februari 2010, saat TOWR memperoleh Pernyataan Efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TOWR (IPO) kepada masyarakat.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk adalah penyedia infrastruktur telekomunikasi dengan kantor pusat di Kudus, Jawa Tengah. Hingga akhir tahun 2021, melalui Protelindo, perseroan mengoperasikan 28.698 unit menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan ini merupakan bagian dari grup perusahaan Djarum.
IPO TOWR
Pada tanggal 25 Februari 2010, TOWR dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) saham TOWR sebanyak 112.232.500 saham dengan nilai nominal Rp 500,- masing-masing saham dengan harga permintaan Rp1.050,- per saham. Pada tanggal 8 Maret 2010, seluruh saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada tahun 2013, pemegang saham perusahaan adalah PT Tricipta Mandhala Gumilang (16,68%) dan PT Caturguwiratna Sumapala (16,03%), keduanya merupakan bagian dari Grup Djarum. Pada tahun 2014, terjadi restrukturisasi saham perusahaan. PT Tricipta Mandhala Gumilang dan PT Caturguwiratna Sumapala menjual seluruh sahamnya di perusahaan ini masing-masing senilai Rp6,979 triliun dan Rp6,7 triliun. Juga pada tahun 2014, grup Djarum menggabungkan saham perusahaan yang mereka pegang ini dengan PT Sapta Adhikari Investama.
Aksi Korporasi TOWR
Perusahaan ini didirikan pada Juni 2008 dan mengakuisisi 99,999% saham di Protelindo dua bulan kemudian. Pada Maret 2010, perseroan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada 19 Desember 2012, Protelindo Towers B.V. menyelesaikan akuisisi 261 unit menara telekomunikasi milik KPN di Belanda. Pada Juli 2015, Protelindo mengakuisisi 100% saham PT iForte Solusi Infotek, pemilik PT iForte Global Internet.
Kemudian, pada 30 Mei 2018, Protelindo mengakuisisi 100% saham PT Komet Infra Nusantara yang sebelumnya dimiliki oleh PT Telekom Infranusantara dan PT Menara Telekomunikasi Indonesia senilai Rp1,4 triliun.
Pada 21 Desember 2019, Protelindo mengakuisisi 51% saham PT Istana Kohinoor. Pada 30 September 2020, Protelindo juga menyelesaikan akuisisi 1.646 unit menara telekomunikasi milik XL Axiata. Pada 1 Oktober 2021, Protelind mengakuisisi 94,03% saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk senilai Rp16,7 triliun.
Laporan Keuangan TOWR
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan omzet Rp 5,32 triliun pada semester I 2022, naik sekitar 34% dari Rp 3,97 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Perseroan mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp1,44 triliun pada laporan keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2022, dibandingkan dengan Rp1,08 triliun pada semester I 2021. Laba kotor perseroan naik menjadi Rp3,87 triliun dari Rp2,88 triliun pada semester I tahun lalu.
TOWR mencapai laba operasi sebesar Rp3,22 triliun pada paruh pertama tahun 2022. Angka ini melampaui total Rp2.54 triliun pada paruh pertama tahun 2021. Laba sebelum beban pajak final dan pajak penghasilan tercatat sebesar Rp2.033 triliun, naik tipis dari Rp2.028 triliun pada paruh pertama tahun 2021.
Hal ini disebabkan oleh beban keuangan perusahaan yang naik menjadi Rp1.210 miliar pada semester I tahun ini. Faktanya, itu adalah Rp522,05 miliar pada paruh pertama tahun 2021. Laba bersih Sarana Menara pada semester I 2022 sebesar Rp1.705 triliun, sedikit berbeda dari Rp1.700 triliun pada semester I 2021. (SNP)