Investor Kecewa Kinerja Jeblok, HMSP ARB, GGRM Ikut Merah
Dua saham raksasa rokok, PT HM Sampoerna Tbk (HMPS) dan PT Gudang Garam Tbl (GGRM) kompak anjlok di awal perdagangan hari ini, Jumat (31/3/2023).
IDXChannel – Dua saham raksasa rokok, PT HM Sampoerna Tbk (HMPS) dan PT Gudang Garam Tbl (GGRM) kompak anjlok di awal perdagangan hari ini, Jumat (31/3/2023). Aksi ambil untung (profit taking) seiring respons negatif investor terhadap laporan keuangan menjadi penyebab utama koreksi kedua saham tersebut.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.45 WIB, harga saham HMSP merosot tajam ke Rp1.125 per saham atau minus 6,64 persen. Saham HMSP sendiri terkena aksi jual besar-besaran di awal perdagangan tadi.
Sebelum turun, saham HMSP sempat reli penguatan selama 6 hari beruntun. Namun, dengan pelemahan saat ini, apresiasi harga selama periode tersebut hampir terhapus.
Secara teknikal, HMSP sebenarnya dalam tren menaik (uptrend) sejak awal tahun ini, naik 33,93 persen year to date (YtD).
Namun, dengan koreksi tajam pagi ini, HMSP akan menguji pivot point dalam grafik harian (daily) di 1.115.
Apabila bertahan di atas level support tersebut, HMSP akan berpotensi menguji resistance terdekat di 1.175. Sedangkan, apabila koreksi berlanjut dan menembus level 1.115, HMSP berpotensi menguji level support selanjutnya di 1.050.
Investor tidak terkesan dengan laporan keuangan HMSP tahun buku 2022 yang dirilis pada Kamis sore (30/3).
Pendapatan bersih HMSP memang tumbuh 12,48 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp111,21 triliun sepanjang 2022. Namun, beban pokok yang meningkat 14,61 persen yoy menjadi Rp94,05 triliun berkat kenaikan beban pita cukai pada gilirannya mengikis laba bersih perusahaan.
Laba bersih HMSP turun 11,40 persen yoy menjadi Rp6,32 triliun pada tahun lalu.
Beban pita cukai rokok sendiri meningkat 14,67 persen yoy menjadi Rp74,59 triliun, atau 79,3 persen dari total beban pokok HMSP.
Sedangkan, saham GGRM turun 3,64 persen ke Rp25.800 per saham, usai menguat selama 3 hari beruntun.
Seperti HMSP, saham GGRM berusaha rebound dari downtrend panjang pada tahun ini. Secara YtD, saham GGRM sudah melonjak 44,86 persen.
Sementara, Gudang Garam mengalami penurunan laba signifikan, sebesar 50,41 persen yoy menjadi Rp2,77 triliun pada 2022.
Adapun, penjualan perusahaan juga turun 0,16 persen yoy menjadi Rp124,68 triliun di tengah beban pokok naik 2,69 persen menjadi Rp113,58 triliun.
Secara teknikal, GGRM masih gagal menembus resistance terdekat di 27.175 dan saat ini berpotensi menguji support terdekat berupa pivot point dalam grafik harian di 25.125. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.