MARKET NEWS

IPO PGE Terus Disoal, Pengamat Pasar Modal: Bukan Opsi Terbaik

Atikah Umiyani/MPI 18/02/2023 20:38 WIB

Opsi yang lebih baik adalah dengan mendorong pemerintah menerbitkan surat utang (bond), yang kemudian hasilnya dipinjamkan pada PGE.

IPO PGE Terus Disoal, Pengamat Pasar Modal: Bukan Opsi Terbaik (foto: MNC Media)

IDXChannel - Meski prosesnya terus berjalan, Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) terus menjadi sorotan.

Sebagian pihak masih juga menyuarakan penolakan maupun respon negatif, lantaran khawatir bahwa aksi korporasi tersebut merupakan bentuk terselubung dari privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Melihat perdebatan yang terjadi, Pengamat Pasar Modal, Adler Haymans Manurung, pun memiliki pandangannya sendiri.

Menurut Adler, harus diakui bahwa opsi pelaksanaan IPO bukan merupakan pilihan terbaik bagi PGE dalam mendapatkan dana segar untuk memperkuat keuangannya.

"(IPO) Bukan cara yang buruk untuk mendapatkan pendanaan. Tapi memang juga bukan opsi terbaik yang bisa diambil. Menurut Saya ada pilihan yang lebih baik ketimbang pelaksanaan IPO," ujar Adler, Sabtu (18/2/2023).

Opsi yang lebih baik tersebut, menurut Adler, adalah dengan mendorong pemerintah menerbitkan surat utang (bond), yang kemudian hasilnya dipinjamkan pada PGE.

"Jadi harusnya jangan PGE yang IPO karena ada (kepemilikan saham) yang harus dilepas. Lebih baik pemerintah yang keluarkan bond untuk dipinjamkan ke PGE. Itu pilihan terbaik menurut Saya," tutur Adler.

Meski demikian, Adler juga mengakui bahwa pelaksanaan IPO dapat membawa manfaat, berupa semakin membaiknya manajemen perusahaan seiring statusnya sebagai perusahaan terbuka.

Pandangan tersebut sudah terbukti pada deretan BUMN lain yang sebelumnya telah lebih dulu menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam kesempatan itu, Adler mengaku tidak setuju terhadap pernyataan Komisaris Independen PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Samsul Hidayat yang menyebutkan bahwa IPO dimaksudkan untuk membuat diversifikasi pendanaan. 

"Masalahnya ada orang yang manas-manasin dengan bilang bahwa (dampak) IPO itu jelek. Buktinya Garuda (PT Garuda Indonesia Tbk/GIAA) itu berhasil dalam tiga tahun ke depan," ungkap Adler.

Justru, dengan melakukan IPO, sebuah perusahaan bisa terdorong untuk semakin transparan dalam menjalankan bisnisnya. Semua pihak dapat memantau langsung kondisi dan tingkat kesehatan pengelolaan perusahaan, bahkan oleh karyawannya sendiri.

"Sebelum IPO, manajemen (perusahaan) tidak perlu menunjukkan laporan kinerjanya, sehingga bahkan karyawan sendiri pun tidak bisa memantau. Dengan IPO publik jadi bisa ikut memantau (kinerja perusahaan), termasuk juga oleh karyawannya sendiri. Sehingga bisa memicu kinerja jadi lebih baik," tegas Adler. (TSA)

SHARE