MARKET NEWS

Jababeka (KIJA) Raih Pendapatan Rp3,67 Triliun hingga September 2025

Rahmat Fiansyah 02/11/2025 17:00 WIB

PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan kinerja mixed pada sembilan bulan pertama 2025 di mana pendapatan tumbuh, sementara laba turun.

PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan kinerja mixed pada sembilan bulan pertama 2025 di mana pendapatan tumbuh, sementara laba turun. (Foto: Dok. Jababeka)

IDXChannel - PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan kinerja mixed pada sembilan bulan pertama 2025. Pendapatan emiten properti tersebut tumbuh, namun laba bersih tertekan akibat kenaikan biaya.

Sepanjang Januari-September 2025, Jababeka membukukan pendapatan konsolidasi Rp3,67 triliun, tumbuh 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 seebsar Rp3,39 triliun. Pendapatan tersebut terutama ditopang oleh segmen Pengembangan Lahan dan Properti yang mencapai Rp1,63 triliun. Kontribusi dari Kendal mencapai 69 persen, sedangkan Cikarang dan lainnya mencapai 31 persen.

Sementara itu, segmen Infrastruktur mencatat lonjakan pendapatan hingga 35 persen dari Rp1,44 triliun menjadi Rp1,95 triliun, sehingga melampaui segmen Pengembangan Lahan dan Properti. Kenaikan ini sebagian didorong segmen ketenagalistrikan, yang naik signifikan dari Rp911,2 miliar menjadi Rp1,38 triliun, terutama akibat peningkatan konsumsi listrik dari penyewa (tenant) di Kendal dan Cikarang. 

Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan estate, dan lainnya) tumbuh 11 persen menjadi Rp398,5 miliar. Hal ini juga ditopang oleh peningkatan kegiatan operasional dan produksi tenant di Kendal dan Cikarang. 

“Kami sangat puas dengan kinerja Jababeka hingga kuartal ketiga 2025, di mana pertumbuhan pesat pada pilar infrastruktur semakin memperbesar dan memperkokoh fondasi serta ketahanan portofolio bisnis kami,” ujar Wakil Direktur Utama Jababeka, Budianto Liman lewat keterangan resmi, Minggu (2/11/2025).

Dia menilai, peningkatan kontribusi pendapatan berulang dari segmen infrastruktur, terutama energi dan layanan pengelolaan kawasan yang mencerminkan potensi pertumbuhan serta stabilitas ekosistem industri yang dibangun.

"Di saat yang sama, penjualan pemasaran yang tetap solid, baik di Cikarang maupun Kendal menunjukkan permintaan properti yang terus berlanjut. Memasuki akhir tahun 2025, kami akan terus berfokus untuk mendorong pertumbuhan basis pendapatan berulang, mengembangkan kawasan industri yang berkelanjutan, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham," kata Budianto.

Dari sisi profitabilitas, laba kotor naik 12 persen menjadi Rp1,47 triliun meski margin kotor turun dari 42 persen menjadi 40 persen. Penurunan margin disebabkan oleh peningkatan kontribusi pendapatan dari segmen Infrastruktur, yang memiliki margin lebih kecil dibandingkan segmen Pengembangan Lahan dan Properti.

Sementara itu, perseroan membukukan laba bersih Rp634,6 miliar, terkoreksi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp769,7 miliar. Di tengah pertumbuhan top line, kinerja laba bersih yang turun disebabkan beban keuangan dan beban pajak yang naik, sementara pendapatan lain-lain juga turun, terutama akibat kerugian kurs sebesar Rp102 miliar.

EBITDA Jababeka meningkat 8 persen menjadi Rp1,29 triliun. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kinerja yang lebih kuat pada segmen Infrastruktur dan peningkatan pendapatan berulang, serta penurunan beban penjualan dan administrasi di seluruh Grup. 

Pada 2025, perseroan membidik marketing sales sebesar Rp3,5 triliun. Rinciannya, Rp1,25 triliun berasal dari Cikarang dan lainnya (Rp800 miliar dari pengembangan lahan dan bangunan industri dan Rp450 miliar dari properti residensial dan komersial). Sisanya sebesar Rp2,25 triliun berasal dari Kendal.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE