Jadi Investor Individu Terbesar, Lo Kheng Hong: PGAS Itu Wonderful Company
Investor legendaris Lo Kheng Hong (LKH) tercatat menjadi salah satu pemegang saham utama di emiten distribusi dan transmisi gas bumi PGAS.
IDXChannel – Investor legendaris Lo Kheng Hong (LKH) tercatat menjadi salah satu pemegang saham utama di emiten distribusi dan transmisi gas bumi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alias PGN.
Pria yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut berpendapat, PGAS merupakan perusahaan yang luar biasa.
“PGAS itu wonderful company,” demikian Pak Lo, sapaan akrabnya, mengeluarkan kalimat favoritnya saat bercerita tentang PGAS kepada IDXChannel.com, Kamis (16/5/2024).
Lo Kheng Hong (LKH) meminjam istilah tersebut dari investor besar Amerika Serikat (AS) Warren Buffett.
Para value investor tentu tak asing dengan kalimat sakti Buffett, “It's far better to buy a wonderful company at a fair price, than a fair company at a wonderful price.”
Apabila diterjemahkan secara bebas, “lebih baik membeli perusahaan luar biasa dengan harga wajar daripada perusahaan yang biasa-biasa saja dengan harga luar biasa."
Bisa dibilang, gaya investasi Buffett, yang juga dikhidmati LKH tersebut, mengajarkan pentingnya menilai kualitas perusahaan saat berinvestasi dengan mencari perusahaan dengan keunggulan kompetitif, model bisnis yang kuat, hingga tata kelola perusahaan yang baik.
Selain itu, Buffett juga mengajarkan untuk berfokus pada membeli saham perusahaan wonderful tersebut di harga yang wajar, bukan semata-mata mencari harga murah.
Kembali ke PGAS. Menariknya, wonderful company berupa PGAS ini menurut Lo Kheng Hong malah memiliki valuasi yang murah bukan sekadar wajar (fair).
Dia pun menjelaskan, “[PGAS mempunyai] valuasi murah dengan PER 4,71 kali, price-to book value [PBV] 0,81.”
Ini memang sejumlah ciri saham yang disukai Lo Kheng Hong, yang dikenal sebagai value investor yang doyan, seperti disinggung di muka, dengan saham perusahaan bagus yang dihargai miring.
Secara sederhana, rasio price to eanings (P/E, PER) di bawah 10 kali menandakan saham perusahaan diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya atawa undervalued. Demikian pula, angka rasio PBV di bawah 1 kali kerap dianggap saham ‘salah harga’.
Lo Kheng Hong mengaku, dirinya mulai membeli saham PGAS sedikit demi sedikit sejak akhir tahun lalu. “Sekitar November 2023,” imbuhnya.
Ke depan, Lo Kheng Hong berharap, PGAS bisa memberikan dividen yang besar dan tetap bertumbuh dengan baik.
“Dividend payout ratio [DPR] tahun 2023 66,53%. Semoga dibagi dividen yg besar dan labanya bisa bertumbuh setiap tahunnya,” pungkas Lo Khen Hong.
Diwartakan sebelumnya, Lo Kheng Hong muncul dalam daftar 10 pemegang saham terbesar di PGAS.
Berdasarkan data dari website perusahaan, per 30 April 2024, Lo Kheng Hong menduduki peringkat kedelapan, dengan mengoleksi 149.978.100 saham atau setara dengan 0,62 persen dari total saham yang dikeluarkan PGAS.
Lebih lanjut, investor kondang tersebut menjadi pemegang saham individual PGAS terbesar saat ini.
Selain pria yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut, PT Pertamina (Persero) menjadi pemegang pengendali PGAS, dengan kepemilikan 56,96 persen.
Nama perusahaan investasi beken asal Amerika Serikat (AS) macam Vanguard hingga Blackrock pun tercatat di daftar 10 pemegang saham terbesar. (Lihat tabel di bawah ini.)
PGN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang transmisi dan distribusi gas bumi terbesar di Indonesia.
Kini, PGN bertransformasi menjadi subholding gas bagian dari Holding Migas PT Pertamina (Persero). PGN secara berkesinabungan mengintegrasikan rantai bisnis gas bumi dari hulu sampai hilir demi melayani masyarakat.
PGAS melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2003. Kini, per 16 Mei 2024, saham PGAS dibanderol di harga Rp1.495 per saham.
Sejak awal 2024 (YtD), saham PGAS sudah melonjak 32,30 persen.
Selama kuartal I-2024, PGAS berhasil mencatatkan laba bersih Rp121,13 juta (Rp1,92 triliun), meningkat 40,8 persen secara tahunan (YoY), dengan pendapatan bersih USD949,33 juta (Rp15,07 triliun) atau tumbuh 1,67 persen secara YoY. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.