MARKET NEWS

Jam Perdagangan Bursa Kembali Normal, Transaksi Saham Bakal Lebih Ramai?

Melati Kristina - Riset 03/04/2023 11:51 WIB

Kembalinya jam penutupan bursa pada pukul 16.00 WIB menjadi angin segar bagi nilai transaksi perdagangan yang belakangan cenderung sepi.

Jam Perdagangan Bursa Kembali Normal, Transaksi Saham Bakal Lebih Ramai? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengembalikan jam penutupan perdagangan bursa, yakni pada pukul 16.00 WIB mulai Senin (3/4). Ini menjadi potensi naiknya transaksi bursa di tengah kondisi pasar yang cenderung sepi.

Mengacu pada peraturan BEI yang diberlakukan per Senin (3/4), sesi pra-penutupan (Senin-Jumat) berganti menjadi pukul 15:50-16:00. Sedangkan, sesi pasca-penutupan juga akan mundur menjadi 16:01-16:15, dari semula 15:01-15:15.

Dengan demikian, waktu transaksi di BEI saat ini kembali seperti pada masa sebelum pandemi Covid-19.

Kebijakan BEI tersebut disambut baik oleh para investor karena berpotensi mendongkrak transaksi bursa yang belakangan cenderung sepi terutama di saat bulan Ramadan.

Melansir data BEI pada Senin (3/4), dalam sepekan terakhir transaksi saham di bursa berada di bawah Rp12 triliun. (Lihat grafik di bawah ini.)

Bahkan, pada perdagangan Selasa (28/3), transaksi di bursa secara harian hanya sebesar Rp8,79 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta berpendapat, dengan kembalinya jam penutupan bursa di pukul 16.00 WIB dapat mencegah sepinya transaksi bursa belakangan ini.

“Adanya peningkatan intensitas waktu pada jam perdagangan bursa akan meningkatkan tingkat frekuensi perdagangan saham yang berdampak pada naiknya likuiditas bursa saham Tanah Air,” kata Nafan dalam wawancara dengan IDX Channel, Senin (3/4).

Di samping itu, kembalinya jam bursa bisa meningkatkan performa IHSG, kapitalisasi pasar emiten, hingga kinerjanya yang menjadi lebih likuid bila transaksi di bursa kembali ramai.

“Makroekonomi domestik yang relatif solid dan kondusif serta peraturan dari bursa terkait jam penutupan yang lebih fleksibel dapat mendorong lebih banyak investor untuk bertransaksi dan berinvestasi di saham seperti masa sebelum pandemi,” jelas Nafan.

Kendati demikian, Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project William Hartanto pesimis akan naiknya nilai transaksi yang signifikan pada bulan ini.

Terlebih, sepanjang April hanya ada 14 hari perdagangan aktif di  bursa dan sudah menjadi hal yang umum jika menjelang libur lebaran pasar saham menjadi sepi.

“Namun begitu, kenaikan nilai transaksi tentu bisa terjadi karena jam market yang bertambah, namun jika kondisi pasar minim sentimen, kenikannya juga tidak signifikan,” ujar William kepada IDX Channel, Senin (3/4).

Lebih lanjut, William berpendapat, kenaikan nilai transaksi di bursa baru akan terlihat di bulan Mei, dipengaruhi oleh kondisi pasar yang berangsur normal pasca bulan Ramadan dan libur lebaran serta investor yang sudah dapat beradaptasi dengan perubahan jam di bursa.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

SHARE