MARKET NEWS

Jejak Panjang BATA di Indonesia: Berdiri Sebelum Kemerdekaan hingga Tutup Produksi Akibat Rugi

Tangguh Yudha 10/10/2025 10:15 WIB

Bata mempunya jejak sejarah yang panjang di Indonesia. Berdiri sebelum kemerdekaan, Bata terpaksa tutup produksi setelah 94 tahun akibat terus merugi.

Jejak Panjang BATA di Indonesia: Berdiri Sebelum Kemerdekaan hingga Tutup Produksi Akibat Rugi. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Merek sepatu Bata kembali menjadi sorotan usai memutuskan untuk menghentikan produksi alas kaki. Bukan tanpa alasan, Bata pastinya memiliki kenangan bagi banyak orang yang pernah menggunakannya.

Melansir dari berbagai sumber pada Jumat (10/10/2025), sepatu Bata memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Sejak tahun 1931 atau sebelum Indonesia merdeka, merek sepatu Bata telah dikenal luas oleh masyarakat di Tanah Air.

Pada saat itu, Bata bekerja sama dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu yang berbasis di Tanjung Priok. Enam tahun kemudian, Tomas Bata membangun pabrik sepatu di tengah kawasan perkebunan karet Kalibata, Jl. Kalibata Raya Jakarta Selatan.

Produksi sepatu dimulai pada 1940. Kemudian pada 24 Maret 1982, PT Sepatu Bata, Tbk (BATA) resmi terdaftar di Jakarta Stock Exchange (BEI). Pada 1994, pembangunan pabrik Sepatu di Purwakarta selesai.

Sebagai salah satu produsen terbesar di Indonesia, Bata memiliki spesialisasi yang berfokus pada produksi sepatu injeksi untuk pasar lokal maupun internasional. Selain itu, perusahaan telah membuka 435 toko ritel di seluruh Indonesia, termasuk Family and City Stores.

Setelah cukup lama berada di puncak ketenaran, kejayaan Bata mulai pudar seiring berjalannya waktu. Pada 30 April 2024, Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta. Kala itu Bata menderita kerugian pada kuartal III-2023 yang mencapai Rp80,65 miliar.

Angka ini naik jika dibandingkan pada periode yang sama pada 2022 yakni sebesar Rp20,43 miliar.

Baru-baru ini, Bata resmi menghentikan kegiatan usaha industri alas kaki kebutuhan sehari-hari dalam Anggaran Dasar Perseroan. Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 25 September 2025.

Dalam ringkasan risalah RUPSLB yang dipublikasikan, para pemegang saham menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan guna menghapus kegiatan usaha industri alas kaki dari lini bisnis perusahaan.

"Menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan untuk menghapus kegiatan usaha industri alat kaki untuk kebutuhan sehari-hari,” tulis ringkasan risalah RUPSLB.

Selain itu, RUPSLB menyetujui penyusunan ulang seluruh ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan sebagai tindak lanjut dari perubahan tersebut.

Langkah penghentian produksi ini dilakukan di tengah kondisi keuangan perusahaan yang masih merugi. Berdasarkan laporan keuangan paruh pertama 2025, BATA mencatat rugi bersih sebesar Rp40,62 miliar.

Meskipun angka tersebut menurun dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp127,43 miliar, namun penjualan bersih perusahaan turut mengalami penurunan signifikan hingga 38,74 persen, dari Rp260,29 miliar menjadi Rp159,43 miliar.

Total aset BATA per Juni 2025 tercatat sebesar Rp377,98 miliar, turun dari Rp405,66 miliar di akhir Desember 2024. Sementara itu, total liabilitas mencapai Rp434,53 miliar, dengan ekuitas hanya Rp56,54 miliar.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE