MARKET NEWS

Jelang Akhir Pekan, Harga Batu Bara Anjlok 6 Persen

Maulina Ulfa - Riset 19/05/2023 12:04 WIB

Berdasarkan data di bursa ICE Newcastle, batu bara untuk kontrak Juli 23 berada di level USD154 per ton, atau terkontraksi 6,64% per 18 Mei 2023. 

Jelang Akhir Pekan, Harga Batu Bara Anjlok 6 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga batu bara masih mengalami tekanan lanjutan sepanjang pekan ini. Berdasarkan data di bursa ICE Newcastle, batu bara untuk kontrak Juli 23 berada di level USD154 per ton, atau terkontraksi 6,64% per 18 Mei 2023. 

Ini menjadi level terendah sejak Januari 2022 yang disebabkan oleh sejumlah sentimen. (Lihat tabel di bawah ini.)

Di antaranya karena produksi yang lebih tinggi dan permintaan yang lemah di luar China.

Produksi batu bara China naik 5,8% secara year on year menjadi 734,23 juta ton sepanjang Januari hingga Februari 2023. Kondisi ini didukung oleh pemerintah yang mendorong penambang untuk meningkatkan produksi.

Adapun India menghasilkan rekor 73,02 juta ton batu bara pada April 2023, naik 8,67% yoy yang menyebabkan negara ini juga mengurangi keran impor.

Namun, setelah kecelakaan fatal di Mongolia Dalam, China menghentikan sementara operasi di 32 lokasi produksi batu bara untuk melakukan pemeriksaan keselamatan nasional.

Di samping itu, meskipun ada peningkatan dalam pembangkitan energi bersih, batu bara menyumbang 64% dari pembangkit listrik China sepanjang kuartal pertama 2023.

Sebaliknya, Uni Eropa dilaporkan membakar lebih sedikit batu bara dan gas alam semenjak Oktober 2022 hingga Maret 2023. Adapun produksi batu bara di benua Biru juga turun 11% yoy dan produksi gas alam juga turun sebanyak 38 terawatt jam.

Sementara itu, harga batubara termal Indonesia menunjukkan tren yang beragam di berbagai tingkatan.

Harga batu bara nilai kalori tinggi (CV) (5800 GAR) turun di level USD114,96 per ton pada 10 Mei 2023. Adapun harga batubara kalori rendah (CV) (3600 GAR) naik tipis menjadi USD53,5 per ton. Harga batu bara kalori tinggi menunjukkan kenaikan hingga USD4,85 per ton.

Sebelumnya, emiten batu bara utama di Indonesia, PTBA mengumumkan telah terjadi force majeure akibat tanah longsor yang mengganggu operasi pengangkutan batu bara pada 27 April 2023 lalu.

Insiden tersebut kemungkinan akan mempengaruhi target produksi 41 juta ton batu bara dan pengangkutan 32 juta ton batu bara dengan kereta api.

Sebelumnya, pada 2022, PTBA memproduksi 37 juta ton batu bara, dimana 28,8 juta di antaranya diangkut dengan kereta api.

Bencana alam tersebut berdampak pada pengangkutan batu bara dari tambang Tanjung Enim di provinsi Sumatera Selatan yang merupakan tambang terbesar PTBA ke Pelabuhan Tarahan.

Force majeure tersebut juga menyebabkan jadwal pemuatan kapal pengiriman ditunda. (ADF)

SHARE