Jelang Akhir Pekan, Kenaikan Harga Komoditas Dorong IHSG ke Zona Hijau
Tingginya harga komoditas masih memberikan keuntungan bagi sejumlah emiten-emiten pertambangan, meski ada koreksi dalam beberapa waktu terakhir.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau, menguat 10,7 poin (0,16%) di level 6.643,738 pada akhir pekan, Jumat (22/10/2021).
Meskipun dibuka melemah di 6.620,659, indeks mampu membuktikan kinerjanya pada sesi pertama pagi tadi, bergerak melesat menyentuh titik tertingginya di 6.655,443. Penutupan ini membawa performa indeks menguat dalam sepekan (0,27%), sebulan (8,16%), dan year to date (11,12%).
Adapun 246 emiten menguat, 270 melemah, dan 147 lainnya stagnan. Total transaksi mencapai Rp14,5 triliun dari 21 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Pengamat Pasar Modal Oktavianus Audi penguatan indeks akhir pekan ini ditopang oleh kondisi perekonomian dalam negeri yang menunjukkan catatan positif.
"Kalau untuk posisi IHSG sekarang ditopang oleh kondisi data-data ekonomi yang sudah keluar. PMI (Purchasing Managers Index) kita juga sudah meningkat di atas 50, dari sisi ekspor kita juga masih terus naik," katanya dalam 2nd Session Closing, Jumat (22/10/2021).
Audi juga mencatat bahwa tingginya harga komoditas masih memberikan keuntungan bagi sejumlah emiten-emiten pertambangan, meski ada koreksi dalam beberapa waktu terakhir.
"Sebenarnya ada sedikit keuntungan untuk Indonesia ketika harga komoditas reli, karena kalau dilihat dari data ekspor, kalau kita bandingkan dari tahun-tahun sebelumnya, sebenarnya kenaikan ekspor non-migas ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan khususnya di komoditas batu bara," tegasnya.
Melihat hal ini, Audi meyakini prospek IHSG ke depan masih mendapat dukungan fundamental yang cukup baik. Namun, peluang koreksi ke depannya juga masih terbuka.
"Di sini keliatan pondasi IHSG kita ditopang dengan fundamental ekonomi yang cukup kuat. Ketika ada koreksi ke depannya akan menjadi koreksi yang wajar dan sehat," pungkasnya.
Seperti diketahui, investor asing mencatatkan pembelian bersih secara akumulasi mencapai Rp1,19 triliun, terdiri dari Rp1,13 triliun di pasar reguler, dan Rp56,69 miliar di pasar negosiasi-tunai.
Sebagian indeks di kawasan Asia juga terpantau menguat, seperti: N225 (0,34%), HSI (0,42%), STI (0,44%), dan SSEC (-0,34%). (TIA)