MARKET NEWS

Jelang Musim Dingin, Harga Batu Bara Makin Melesat

Cahya Puteri Abdi Rabbi 16/10/2023 16:41 WIB

harga minyak mentah dunia kompak dibuka menguat di perdagangan Senin (16/10/2023) setelah Israel memulai serangan darat ke Gaza.

Jelang Musim Dingin, Harga Batu Bara Makin Melesat (foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga batu bara terpantau terus melesat di sepanjang perdagangan pekan lalu.

Berdasarkan data Refinitiv, sepanjang pekan lalu harga batu bara Newcastle kontrak November 2023 melonjak 6,46 persen ke posisi USD150,75 per ton pada akhir perdagangan September 2023.

Nilai tersebut terhitung aik dari sebelumnya USD141,6 per ton, pada Jumat (13/10/2023) pekan lalu.

Kenaikan harga batu bara seiring permintaan gas yang meningkat akibat suhu di Inggris yang akan mengalami penurunan tajam menjelang musim dingin pada minggu ini.

"Sementara sentimen kenaikan harga komoditas energi masih disokong oleh kondisi geopolitik perang Israel dan Hamas," demikian dikutip dari 2nd Session Closing IDX Channel, Senin (16/10/2023).

Pada komoditas lain, harga minyak mentah dunia kompak dibuka menguat di perdagangan Senin (16/10/2023) setelah Israel memulai serangan darat ke Gaza dan investor memperkirakan konflik timur tengah dapat meluas. Harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,03 persen di posisi USD87,72 per barrel.

Sementara, minyak mentah brent dibuka naik 0,1 persen ke posisi USD90,98 per barrel. Sebelumnya, pada perdagangan Jumat (13/10/2023), harga minyak mentah WTI ditutup melonjak 5,77 persen dan brent ditutup naik 5,69 persen.

Capaian ini membuat brent membukukan kenaikan mingguan tertinggi sejak Februari 2023 lalu. 

Kemudian, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di bursa Malaysia Exchange terpantau menguat 0,24 persen di level 3,768 Ringgit Malaysia per ton pada sesi awal perdagangan awal pekan ini.

Sebelumnya, pada perdagangan Jumat pekan lalu, harga CPO ditutup melesat 2,72 persen ke posisi 3,737 Ringgit Malaysia per ton. Sementara, sepanjang pekan lalu, harga CPO ditutup melesat 3,81 persen.

Naiknya harga CPO terjadi mengikuti kenaikan minyak saingan kedelai. Sementara nilai tukar Ringgit yang lebih lemah dan peningkatan permintaan dari Tiongkok juga mendukung penguatan harga CPO. (TSA)

SHARE