MARKET NEWS

Jelang RDG BI, IHSG Pekan Ini Berpotensi Variatif Cenderung Menguat ke 8.500

Anggie Ariesta 17/11/2025 09:00 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak bervariatif namun cenderung menguat ke 8.500 pada perdagangan pekan ini, 17–21 November 2025.

Jelang RDG BI, IHSG Pekan Ini Berpotensi Variatif Cenderung Menguat ke 8.500. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak bervariatif namun cenderung menguat ke 8.500 pada perdagangan pekan ini, 17–21 November 2025.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan, sentimen aksi korporasi dari sejumlah emiten juga masih akan dimanfaatkan investor untuk mengikuti momentum penguatan harga saham.

“Karena itu, kami menilai IHSG akan bergerak bervariatif cenderung menguat dalam rentang support 8.325 hingga resistance 8.500,” kata Indri dalam risetnya, Senin (17/11/2025).

IPOT mencatat, penguatan IHSG pekan ini ditopang oleh rilis beberapa data ekonomi penting global dan domestik, antara lain FOMC Minutes The Fed (19 November), S&P Global Composite PMI Flash AS yang diperkirakan turun tipis ke 53,8 dari 54,6 (21 November), Data pengangguran Amerika Serikat (20 November), Keputusan suku bunga Bank Indonesia (19 November), yang diproyeksikan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps.

Indri menyebut pelaku pasar diperkirakan kembali memburu saham-saham sensitif terhadap suku bunga, sejalan dengan tren pekan lalu.

“Lonjakan tersebut mencerminkan keyakinan investor bahwa Bank Indonesia berpeluang kembali memangkas suku bunga acuan pada 19 November mendatang,” katanya.

Pada perdagangan pekan lalu (10–14 November 2025), IHSG sempat menyentuh level All Time High (ATH) di 8.478, sebelum akhirnya terkoreksi dan ditutup pada level 8.370.

Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp332 miliar, dengan enam sektor menguat yang dipimpin infrastruktur 6,92 persen dan properti 5,35 persen.

Beberapa sentimen global memengaruhi volatilitas IHSG, antara lain koreksi saham teknologi/AI di Wall Street karena valuasi yang terlalu tinggi, meredanya kekhawatiran government shutdown di AS, serta komentar hawkish The Fed yang menahan ekspektasi pemangkasan suku bunga.

IPOT merekomendasikan strategi investasi yang berfokus pada saham-saham sensitif suku bunga, aksi korporasi, serta instrumen obligasi. Berikut rekomendasinya:

- BRPT Current Price: Rp3.780
Target Price: Rp4.250 (+12,4 persen)
Stop Loss: < Rp3.610 (-4,5 persen)
Asing mengoleksi BRPT Rp56,4 miliar dalam sepekan.

- CPIN Current Price: Rp1.005
Target Price: Rp1.100 (+9,5 persen)
Stop Loss: < Rp970 (-3,5 persen)
Didukung sentimen investasi Rp20 triliun Danantara di sektor peternakan.

- INET (Buy on Pullback) Entry: Rp494–Rp500
Target Price: Rp535 (+8,3 persen)
Stop Loss: < Rp478 (-3,2 persen)
Menarik karena kelanjutan proses akuisisi dengan PADA.

- Obligasi FR0100.

(Dhera Arizona)

SHARE