MARKET NEWS

Jelang Tapering Off The Fed, Ini Catatan Analis Bagi Investor

Dinar Fitra Maghiszha 16/09/2021 12:57 WIB

Terkait kebijakan tapering off The Fed yang diprediksi bakal dimulai November 2021, berikut penjelasan analis bagi para investor.

Jelang Tapering Off The Fed, Ini Catatan Analis Bagi Investor (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Kebijakan moneter pengurangan pembelian aset (tapering off) oleh Federal Reserve (The Fed) bakal terjadi dalam waktu dekat. Bank Indonesia (BI) bahkan memperkirakan agenda tersebut akan dimulai pada November 2021 dengan cara bertahap.

Dampak utama seperti keluarnya aliran modal asing dari emerging market, seperti Indonesia, serta gejolak pasar keuangan bakal menghantui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Isu tapering off ini sudah kuat dan diprediksi (terjadi) akhir tahun ini. Ini menjadi sentimen agak kurang baik bagi pasar saham Indonesia," kata Equity Analyst NH Korindo Sekuritas, Putu Chantika, dalam Power Breakfast, Kamis (16/9/2021).

Seperti diketahui, Gubernur Fed Jerome Powell meyakini bahwa data inflasi dan pemulihan ekonomi sudah sesuai harapan, sehingga layak dilakukan tapering off.

Meski tingkat inflasi bulan Agustus 2021 melambat sebesar 0,1%, jauh dari ekspektasi, hal ini sepadan dengan pernyataan Powell sebelumnya bahwa kenaikan inflasi hanya bersifat sementara.

"Memang pada awalnya, pada saat (Gubernur)The Fed berpidato di Simposium Jackson Hole, menyatakan bahwa tapering akan tetap dilakukan tetapi suku bunga acuan masih dipertahankan. Ini memang dilakukan The Fed untuk menstabilkan ekonomi mengingat tingkat pekerjaan di AS belum maksimal," terang Putu.

Fed dijadwalkan akan menyelenggarakan rapat kebijakan moneter pada September ini, yang dinilai sejumlah analis akan memproyeksikan suku bunga acuan untuk tahun selanjutnya.

"Ini masih menjadi tanda tanya menebak langkah the Fed, dan investor masih menunggu pertemuan Fed selanjutnya," terang Putu.

Putu melihat indeks akan cenderung bergerak konsolidatif di area 6000 - 6150 jelang terselenggaranya tapering, meskipun pasar domestik memberikan katalis positif, seperti neraca perdagangan yang surplus mencapai US$4,74 miliar

"Sentimen besarnya datang dari tapering off. Sedangkan sentimen positif domestik masih belum bisa mendobrak resistance IHSG. Kecenderungan range indeks kami prediksi masih sangat pendek, harapannya memang bisa tembus break, tapi katalis global membuat kita masih wait and see" tutur Putu sembari menambahkan kinerja indeks masih akan tertekan aksi jual.

Kinerja indeks yang rawan profit taking membuat banyak investor mempertimbangkan strategi trading jangka pendek agar dapat merealisasikan profitnya.

"Memang potensi profit taking banyak dilakukan investor di bulan ini karena belum banyak katalis positif, sehingga sebagian besar akan melakukan trading jangka pendek," lanjutnya.

Di samping itu, Putu merekomendasikan investor untuk mengambil keputusan investasi dengan mempertimbangkan prospek jangka panjang.

"Memang ada beberapa saham-saham selektif untuk trading jangka pendek, tapi ada beberapa emiten yang prospeknya bagus dan cocok untuk investasi jangka panjang, mengingat ini sudah masuk ke kuartal keempat, biasanya di akhir tahun akan naik signifikan," tandasnya. 

(IND) 

SHARE