Jika Krisis Bank AS Merembet, Harga Emas Diproyeksi Tembus USD2.300
Harga emas dunia diproyeksikan masih akan bersinar di 2023 meski situasi Amerika Serikat (AS) sedang dihadapkan pada krisis perbankan.
IDXChannel - Harga emas dunia diproyeksikan masih akan bersinar di 2023 meski situasi Amerika Serikat (AS) sedang dihadapkan pada krisis perbankan. Bahkan harga 'si kuning' diprediksi bisa tembus USD2.300 per troy ounce.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin memperkirakan, harga emas tetap berpeluang melanjutkan tren kenaikannya. Ini dipicu oleh kebangkrutan sejumlah bank di AS yang memaksa The Fed sedikit mengabaikan tingginya inflasi.
Bahkan jika nantinya ada dampak sistemik atau kembali munculnya kebangkrutan lain di sektor perbankan, maka harga emas sambungnya, sangat berpeluang untuk mendekati USD2.300 per troy ounce.
Harga emas sempat naik hingga di atas USD2.000 per troy ounce, meski akhirnya ditransaksikan di kisaran harga USD1.985 pada perdagangan Jumat (24/3).
"Koreksi yang terjadi di (jelang) akhir pekan ini lebih dikarenakan faktor teknikal. Di mana harga emas yang sudah memasuki masa jenuh beli sehingga rawan untuk turun harganya," papar Gunawan, Jumat (24/3/2023).
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan jelang akhir pekan (24/3) menguat 1,06 persen ke level 7.762,25. Nilai tukar mata uang Rupiah jelang akhir pekan ini ditransaksikan di kisaran Rp15.150 per dolar Amerika (USD).
Gunawan mengatakan, penguatan IHSG, nilai tukar mata uang Rupiah merupakan respons pasar keuangan atas kebijakan suku bank sentral Amerika (The Federal Reserve/The Fed) yang diperkirakan hanya akan menaikkan bunga acuannya satu kali lagi di 2023.
Berbeda dengan sikap maupun ekspektasi sebelum terjadinya krisis di sejumlah perbankan di AS, di mana sikap agresif (hawkish) yang tinggi untuk menaikkan bunga acuan.
"Meskipun belum juga pasti bunga acuan nantinya akan berhenti dalam waktu dekat, akan tetapi setidaknya ketidakpastian di pasar keuangan saat ini sedikit mereda. Sejauh ini, pasar melihat Bank Sentral AS akan lebih lunak dalam menghadapi inflasi, seiring dengan kondisi perbankan di AS yang beberapa di antaranya mengalami kebangkrutan," jelas Gunawan.
Gunawan menyebut, meskipun belum sepenuhnya menggaransi bahwa suku bunga akan berhenti di suatu titik dan masih ada ancaman resesi serta potensi kebangkrutan bank lainnya, pasar keuangan merespons positif kebijakan Th Fed, serta proyeksi perkembangan suku bunganya ke depan.
Walaupun pada dasarnya pelaku pasar masih mengkhawatirkan beberapa sentimen lain terkait dengan situasi ekonomi yang bisa saja kian memburuk.
(FAY)